04 Jul

Yuna di Lembaran Suci

Oi friends, lihat gambar di bawah ini, pasti deh akan tahu langsung apa yang akan saya katakan di sini. people say “a picture paints thousands of words..” Benar, satu lagi saya temukan desain yang mengambil desain lain seenak udelnya sendiri. Dan tebak siapa korbannya kali ini? Hehehe.. ladies and gents, may I present you..our summoner princess, Yuna! (wow, again!).
Ketika aku main ke toko buku Toga Mas deketnya Undip (read or preview at gramedia, buy at toga mas, cheaper oi.. :-) ) Nah dilantai dua, di display buku-buku baru tentang agama, mataku tertambat pada sebuah buku berjudul “Perempuan di Lembaran Suci” karangan Ahmad Fudhaili. Tentu saja yang akan saya ceritakan di sini bukan isi bukunya, karena saya bener-bener nggak mudeng, yang saya ceritakan di sini adalah sampulnya, kulitnya, alias luarnya saja. Yang menarik perhatianku tadi bukanlah judulnya melainkan sampulnya yang bergambar Yuna. Mataku ini sekan-akan langsung tertegun melihat desain coretan yang sekilas abstrack itu..ya sekilas, karena jelas-jelas gambar wanita itu adalah gambar Yuna dari Final Fantasy X yang sedang menari. Gambar yang diambil langsung dari logo resmi Final Fantasy X. Gila!

Yuna strikes again!

Ternyata sampul buku ini tidak terlalu suci seperti judulnya. Gambar disebelah kiri adalah gambar sampul buku tersebut ( I took it with my camera phone), sementara gambar kanan bawah adalah logo Final Fantasy X dan gambar kanan atas adalah crop atau potongan logo tersebut yang di bajak sebagai sampul buku. Saya ceritakan tentang logo ini sedikit, logo ini menceritakan Yuna yang sedang menari (kiri) untuk melawan Sin, perwujudan dari dosa manusia (kanan). Rupanya Yuna dan seri Final Fantasy ini telah memberikan inspirasi yang sedemikian hebat pada desainer-desainer ini, namun sayang inspirasi ini bukannya dikembangkan, malah diambil mentah-mentah. Bahkan dikepalaku langsung bersliweran cara-cara untuk men”desain” sampul ini. ..

  1. Pertama-tama buka logo FFX
  2. Crop bagian Yuna-nya
  3. Buang backgroundnya dengan selection
  4. Ubah ke mode grayscale
  5. Berikan efek threshold ringan untuk mendapatkan kesan sedikit abstrack
  6. Ubah kembali ke warna RGB, fill dengan warna biru, beres!

Tentu saja akan lain ceritanya menurut saya apabila buku ini cuma sebatas terbitan pribadi atau digunakan di kalangan tertentu, tapi buku ini terbitan nasional! di sampul belakangnya (yang mana juga ada gambar Yuna-nya) terdapat quote-quote penghargaan dari berbagai tokoh dari berbagai instansi. Dan belum di dalamnya mencantumkan pengantar-pengantar dari tokoh yang pasti cukup terkenal dikalangannya (aku nggak tahu sih). Bagaimana mungkin orang sebanyak itu mereka tidak tahu? Pastilah buku itu sudah sampai ke berbagai pihak, penerbitan, reviewer dan termasuk desainer, sebelum akhirnya turun cetak kan? Atau lagi-lagi mungkin “membiarkan” dengan menyangka bahwa kita-kita ini, konsumen yang bodoh ini bahkan tidak akan menyadarinya? Ironi-nya lagi, buku ini kan tentang agama.

Aku berpendapat di sini seperti juga pada kasus sebelumnya bahwa si culprit-nya ini bukanlah penulis atau reviewer atau penerbit, tapi desainer! Ketika aku lihat bagain dalam buku itu. (Ya, di toko manapun aku sudah ahli untuk membawa buku yang aku pingin liat ke pojok yang sepi, membuka segel plastiknya dengan kuku, menyembunyikan palstik di belakang display buku lain, membaca bukunya dengan nyaman dan melakukan semuanya itu tanpa merubah mimik muka tak bersalah sedikitpun :-) ). Ku baca di halaman awal bahwa desain sampul oleh “Chandra”, itu saja. So, Chandra if you read this, “I would like to hear your comment please..”

7 thoughts on “Yuna di Lembaran Suci

  1. Pingback: Boku Baka Blog » Blog Archive » Cover Tag Tournament

  2. yah gimana lagi…gak heran kalo di Surabaya banyak terdapat percetakan dengan “DESAIN GRATIS”
    lha wong gak mikir…apanya yang nge-Desain

  3. wah kalo ini mbajak cover game kesayangan ane nih..dasar, cupu! whaahahaha…wong ndeso ya tetep ndeso, gak bisa kita berobah juga..nenek moyang kita memang pembajak nomor wahid[mbajak sawah..], sampe sekarang kita ikut2an mbajak juga…nasib jadi warga pembajak..terimo ae lah..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *