11 Jul

Blue pill or Red pill ?

Malam minggu, biasalah ke Gramed nyari-nyari manga atau bacaan untuk weekend. Nggak ada gawean, maklum jomblo kronis :-) Ada beberapa majalah baru yang dah terbit seperti Anima, Animonster, Chip dan National Geographic. Bingung juga milihnya. Sebelum mutusin beli yang mana, aku keliling-keliling dulu, eh nyangkut aku ke sebuah buku. Judulnya sih murahan banget “Perang demi Uang” karangan Amy Goodman.

Amy Goodman (she) adalah seorang Jurnalis penentang perang, kiprahnya bukan hanya di Amerika tapi sudah mencapai global bahkan dia pernah beberapa kali mengalami perang dan bentrokan secara langsung di beberapa belahan dunia. Dia bekerja sebagai pembawa acara pada DemocracyNow, salah satu dari jaringan radio Pacifia, salah satu diantara sedikit sekali jaringan yang benar-benar independen.

Setelah baca-baca cover belakangnya mulailah kubaca buku itu. Kau pasti kaget pada beberapa komentar tentang Amy Goodman yang dilampirkan di situ. Lembaran-demi lembaran buku itu kubaca. Dan isinya..wuah! membuatku muak setengah mati. Buku ini membahas apa yang disembunyikan dari kita tentang politik dunia, mulai dari timor-timur, nigeria, irak dan kebanyakan amerika. Tentang bisnis dan perang dan bagaimana mereka berjalan beriringan menuju tujuan yang sama (keuntungan) dengan menghancurkan apa saja yang menghalangi, termasuk media.. Dijelaskan semua disini tentang pembohongan global, hubungan anatara berbagai pihak yang tidak saja memuakkan tapi juga tak tahu malu. Seakan-akan dunia ini terdiri dari berbagai layer kebenaran (dan tentu saja kebenaran yang hakiki terdapat pada layer yang terbawah..layer yang tidak terlihat oleh kita.

Judul asli buku ini adalah “The Exception to the Rulers: Exposing Oily Politicians, War Profiteers and the Media That Love Them” teman-teman bisa lihat di situs DemocracyNow. Aku bukannya gampang percaya dan menerima isi buku ini mentah-mentah, tapi.. coba deh teman-teman baca sendiri. Ketika ingin membeli buku ini perasaanku mungkin seperti Neo yang diberikan tawaran oleh Morpheus. Kau pilih pil yang mana? Pil merah atau pil biru? Mengetahui kebenaran atau lebih berbahagia dengan tidak mengetahuinya? Malam itu aku memilih pil merah, aku beli buku itu. Majalahnya ntar dulu deh minggu depan kalau ada duit lagi. :D
Sorry, jadi serius..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *