29 Sep

Final Fantasy Advent Children

FF AC poster

Setelah penantian yang lama akhirnya aku nonton juga Final Fantasy Advent Children! Film yang dinanti-nanti oleh jutaan gamer dan otaku di seluruh dunia. Sejak mulai diberitakan sekitar dua tahun yang lalu, sudah nggak sabar rasanya pingin segera menonton film ini. Sebuah film Final Fantasy yang benar-benar Final Fantasy, bukannya seperti Final Fantasy : The Spirit Within terdahulu, yang itu benar-benar buruk. Kemarin aku dapat DVD Final Fantasy Advent Children dari temen Genkiji, Dias. Dan film itu donwload sendiri lho! sekitar 4GB selama 3 hari non-stop! Makanya kita patungan untuk membiayainya, nggak tahu persis aku berapa jumlah orang yang ikut andil.

Tapi semua usaha itu terbayar dengan manis, Final Fantasy Advent Children memang sebuah film yang menakjubkan. Square-Enix (dulunya Squaresoft) benar-benar telah belajar banyak dari kesalahan mereka di Final Fantasy : The Spirit Within. Kali ini filmnya benar-benar bercerita tentang dunia Final Fantasy, mengambil seting pada masa sesudah Final Fantasy VII (believed to be the best Final Fantasy games ever)

Dari sisi visual, film ini demikian memukau, jelas nggak tertandingi untuk saat ini. Penggambaran karakter-karakternya khas Final Fantasy, khas karakter yang didesain oleh Tetsuya Nomura, lembut dan halus. Nggak kayak Spirit within yang american banget dengan karakter-karakter berotot gede layaknya kuli. Lagian di FFAC banyak karakter yang cakep hehehe.. lihat aja Tifa, Aerith, dan Yuffi eh tapi juga banyak bishounen-nya ding, jadi para fans cewek juga bisa menikmati. :)
Adegan favorit? mmmm..wah susah nih pertanyaannya. Mungkin adegan pertarungan antara Tifa dan Loz? eh atau mungkin waktu Cloud beradu pedang sambil berkejaran mengendarai Fenrir? eh atau mungkin adegan flashback pemakaman Aerith di kuburan air? eh atau mungkin waktu Kadaj men-summon Bahamut? nggak tahu! Semua adegannya keren! Pada waktu aku mau mau nyetel film ini aku cuma masukin DVD-nya, klik “play” kemudian menata bantal kemudian tiduran sambil nonton… tapi setelah semenit-dua menit berlalu ..Wuah nggak bisa nih nonton begini sambil tiduran, nggak puas, harus diplototi spenuhnya! Jadinya aku duduk menghadap dekat dengan layar dan penuh khidmat.

Hehe.. sumpah deh keren! Kalau dirilis resmi di sini pasti aku beli deh. Scorenya untuk visual : 10, sound : 10, storyline : 10. character design & development : 10. Overal : 12 out of 10. Hehehe.. Tapi itu pendapatku ya, pendapat orang kan lain-lain. Tapi kayaknya untuk orang yang mempunyai hobi yang sama denganku pasti akan memebrikan penilaian yang nggak jauh berbeda. Bahkan film ini malah sudah diputar “premier” oleh komunitas di Yogya lho, gratis pula. Eh, cuman ada satu yang ketinggalan nih, Chocobo-nya mana?

Tifa     Yuffie     Cloud

29 Sep

Don’t take my pizza away!

Kemarin ada acara kumpul-kumpul lagi sama Dendi dan anak-anak kost arjuna 21. Sebenarnya Berda juga sudah deal mau ikut eh tiba-tiba membatalkan diri karena harus nganter ibunya. Masih jadi pertanyaan juga ini benar-benar ibunya atau.. calon ibu bagi anak-anaknya? masak sih tega-teganya (pada diri sendiri) untuk melewatkan acara makan-makan? Ini juga acara ntraktir juga nih untuk Ferdy, dia bentar lagi udah pulang ke Jakarta dan nggak balik lagi.

So aku berangkat sama Dendi dan kumpul dulu di atas (tembalang) sebelum akhirnya headed ke Pizza Hut di Java Mall, jadinya cuma bertujuh : Aku, Dendi, Dani, Ferdy, Chori, Hakim dan Erik. Cuma kasian nih si Erik nggak keliatan di foto, habisnya dia yang selalu volunteer buat motoin kita. Ya lanjutnya ya gitulah makan-makan. Jarang nih makan di tempat kayak gini jadi maklum kalau kita keluar sifat-sifat ndesonya! Si Hakim malah sempet mau nangis ketika Pizza incaran tinggal secuil yang masih ada diloyang mau dibereskan pelayannya. Untung Erik cepat tanggap, “Maaf mas yang itu masih mau dimakan!”. Kalau nggak malamnya pasti terbawa mimpi tuh. hehehe… Habis itu ke Gramedia dan sempet ketemu sama Somat dan Sedhenk, kok berduaan ya aja kayak pacaran? suit suit!.. hombreng kale! hehehe..

makan!     makan aja di foto, dasar belagu..!

28 Sep

Mr. Persona lity Plus

who are you

Sepanjang hidup ini, setuju nggak kalau kita melalui berbagai tahap pendewasaan ataupun tahap pemikiran? Apa yang kita pikir benar beberapa tahun yang lalu ternyata kini jelas-jelas salah, apa yang kita pikir hebat saat ini mungkin akan kita anggap payah beberapa tahun kedepan. Dan kalau kita sudah pernah berpola pikir seperti pola pikir orang yang kita kenal sekarang, bagaimana menurutmu?
Aku pernah berjumpa dengan berbagai macam orang, dengan berbagai macam pemikiran dan pendapatnya masing-masing. Namun diantara sekian banyak jenis orang tersebut, the most irritating one adalah orang dengan kepribadian buatan. Orang dengan kepribadian yang dia latih sendiri, berulang-ulang, sampai mungkin ia sendiri lupa bagaimana sifat dirinya yang sebenarnya.
Aku kenal betul orang-orang seperti ini, hanya bicara sekitar 10 menit dengan mereka, sensor-ku pun sudah bisa menyatakan. “Hu-uh, this type of dude…“. Ok, aku memang nggak punya dendam pribadi dengan orang-orang seperti ini, ini hanya unek-unek jangan diambil hati…

Belum mengerti maksudku? Ok ini ciri-ciri typical mereka, khususnya di seputar kantor dan bisnis. Mereka bicara dengan bahasa yang luar bisa intelek, dengan kosakata dan istilah-istilah terbaru. Bicaranya teratur, terencana seolah-olah sedang menjelaskan teori roket, khawatir orang lain susah mengerti apa yang mereka bicarakan. Pada setiap kesempatan mereka selalu berusaha untuk menggunakan bahasa inggris tanpa alasan, padahal dia, lawan bicaranya dan tempatnya berbicara adalah murni jowo! Itu masih mending kalau bahasa inggrisnya bagus, kebanyakan malah belepotan dan terbata-bata, grammarnya salah-salah pula! dan dengan pedenya wajah mereka menggambarkan kepercayaan diri itu.. Bah!

Mereka sering tampil untuk menonjol, mengemukakan pendapat atau nimbrung pada tempat yang bukan habitatnya, mengerjakan hal yang bukan kewajibannya, mengkritik hal-hal yang sama sekali bukan keahliannya dan menyembunyikan kebodohannya dengan berbagai kata-kata dan istilah teknis yang manis. Kebanyakan pula mereka gaptek! kalau merasa terpojok soal pengetahuan ia kan segera berdalih. “Oh iya.. itu sebenarnya saya juga pernah, tapi bla bla bla (isikan istilah-istilah teknis sosial di sini)…“. Yang lebih ekstrim lagi ada yang kalau disapa “apa kabarnya?” mereka akan menjawab (atau lebih tepatnya berteriak) “luar biasa baik!“, sambil mengepalkan tangan ke atas… atau bisa bahkan juga menolak menggunakan salam selamat siang, sore atau malam. Maunya hanya selamat pagi, tak peduli itu sudah lewat jam 7 malam. Alasannya “selamat pagi” lebih menimbulkan semangat katanya. Believe me, I’ve met those people, and met one recently…

Aku tahu benar sumber pengetahuan orang-orang ini, buku buku pengembangan diri seperti Seri buku seperti Personality Plus, Seven Habbit for.., Ten Minutes… pastilah menjadi sumber inspirasi hidup mereka. Oh iya satu lagi buku tentang ESQ pasti juga menjadi salah satu kitab sucinya. Mencoba memahami lingkaran-lingkaran rumus ESC dan berpikir bahwa kepribadian dan otak manusia itu bisa dirumuskan seperti itu, dirumuskan oleh manusia pula, bah! Dan payahnya lagi mereka merasa hebat dengan begitu, merasa bahwa cuma merekalah yang tahu dan cukup pintar untuk membaca buku itu. Sepertinya tidak sadar bahwa buku itu sudah tercetak jutaan copy di dunia. Dan kalau ada orang yang tidak menerapkan rumus-rumus itu bukan berarti mereka tidak “tercerahkan”, tapi karena mereka cukup pintar untuk tidak didikte.. mending kalau didikte menulis, lah ini didikte kepribadian. bah! bah! bah!

Parahnya lagi banyak orang-orang yang masih “normal” sedang merintis jalan untuk kesana, berpendapat bahwa hal itu adalah the next level of personality. Buku-buku itu yang aku sebutkan tadi atau kekaguman buta sering menjadi awalnya.
Sebenarnya aku malah yakin bahwa justru orang-orang seperti inilah yang nantinya akan dimanfaatkan oleh mastermind yang sesungguhnya. Menjadi bisa dikendalikan. Menjadi sumberdaya yang berkualitas, tapi dengan tingkat kualitas tepat seperti yang dibutuhkan. Banyak perusahaan-perusahaan mengikutkan karyawan-karayawannya untuk mengikuti proses pembentukan kepribadian ini, dengan dalih pendidikan profesionalitas, rehat outbond dan segala macam, apapaun namanya, fungsinya sama saja ” cuci otak!”

Tanpa ada maksud ofensif kepada siapapun, sifat-sifat seperti ini menurut pendapatku dekat sekali dengan dunia MLM, Network Marketing atau apalah namanya. Dengan membaca bukunya Robert T Kiyosaki dan mendengarkan penceramah dalam sebuah pertemuan, DUAR! seperti kesambar petir. “This is it. This is my solution, this is my next world!” Dan menganggap orang lain yang tidak ikut sebagai orang yang masih dalam kegelapan yang perlu pencerahan. Coba aku tanya pada para peserta pemasar jaringan, Siapa Direktur utama di perusahan anda? General managernya? maksudnya yang benar-benar duduk menjabat di perusahan tersebut (karena tiap institusi resmi pastilah mempunyainya), bukan jabatan buatan seperti pearl maganer, crown manager atau manager-manager sebutan yang lain. Well, merekalah mastermind yang sesungguhnya. Kaya raya dan cukup anonymous.

Huh, hampir semua buku-buku itu aku baca dan toh tetap bisa menjadi diriku sendiri. Makanya aku sering bilang kalau baca buku, bacalah dari semua sisi. Kalau kau membaca buku tentang Teologi, bacalah juga buku tentang Marxisme. Kalau kau baca buku karangan Mahatma Ghandi, bacalah juga buku karangan Machiaveli. Karena sesungguhnya dunia ini tidaklah sesederhana seperti hitam putih. Ketahuilah semuanya, kemudian tentukan sendiri pilihanmu.
p.s : dalam menulis blog ini, sesekali juga aku pakai bahasa inggris, bukannya apa-apa sih, cuma karena enak saja, menulisnya mengalir.

26 Sep

We are the Tempe People !

doing a regular

Ketika aku pergi ke Surabaya menghadiri resepsi perkawinan sepupuku kemarin, aku mendapatkan pengalaman yang lebih daripada sekedar melihat ritual pengantin ala Jawa Timur. Aku melihat bagaimana orang-orang kecil dari Pekalongan (kampoeng halamanku) mencari hidup di kota besar.

Orang-orang di pekalongan (tentu saja tidak semuanya, ini hanya tipical saja) secara umum hidup dari bertani dan usaha batik. Namun generasi mudanya lebih suka merantau dan mencari penghidupan di kota besar, sebagaimana umumnya fenomena di manapun juga. Ada tiga kota utama tujuan perantauan dari Pekalongan ini yaitu Surabaya, Semarang dan Pekalongan. Sebenarnya Cilacap juga banyak dijadikan tujuan rantau tapi lebih banyak untuk mengembangkan usaha batik atau magang untuk menjadi pe-batik. Pekerjaan yang dilakukan oleh para perantau tersebut ada dua macam yaitu pedagang kopi dan pedagang tempe. Tapi mereka bukan cuma berdagang, mereka juga memproduksi kopi dan tempe tersebut. Pekerjaan ini juga menjadi semacam siklus, para perantau yang sudah berhasil akan mengajak pemuda untuk ikut merantau di kotanya, biasanya sekitar umur 15 mereka akan mulai merantau dan “magang” di tempat kerabatnya.

Nah pada hari itu aku berkesempatan untuk mengunjungi daerah Trenggilis di Surabaya. Di situ ada rumah pamanku. Wah daerah ini lebih tepat di sebut “pekalongan mini”. Karena hampir tiap warga di situ adalah orang rantauan dari Pekalongan yang bekerja sebagai pembuat dan pedagang tempe. Dan ketika aku ditunjukkan bagaimana cara pembuatan tempe, tak terbayang sebelumnya betapa susahnya usaha yang dilakukan untuk membuat seiris tempe itu.

Pertama tempat tinggal pembuat tempe haruslah di pinggir sungai, karena jumlah air yang dibutuhkan sangat banyak sekali. Selanjutnya, prosesnya mulai dari memilah biji kedelai (too bad kedelai yang digunakan haruslah kedelai impor, katanya kedelai lokal tidak cukup bagus untuk dijadikan tempe dan hanya cukup untuk makan ternak! what?? aku baru tahu!), menggiling kedelai, mencuci kedelai, mengkrieg (nggak tahu sebutan aslinya apa, yang jelas ini adalah proses menginjak-injak kedelai sampai terpisah dari kulitnya), menyaring antara kulit dan kedelai, merebus lagi, menambahkan campuran (campuran ini bermacam-macam sesuai dengan kualitas tempenya (kualitas bagus banget : tanpa kulit tanpa campuran, kualitas bagus : tanpa campuran, tapi pakai kulit, kualitas agak bagus : campurannya jagung, kualitas lumayan : campurannya singkong), dilanjutkan dengan memberi ragi, kemudian di masukkan ke dalam berbagai kemasan dan dibiarkan selama 2-3 hari. Dan yang aku bicarakan di sini adalah satu kali siklus pembuatan, tiap pedagang biasanya membuat sampai sekitar 2-3 kwintal kedelai.

Mungkin kalau ada yang melihat prosesnya, nggak akan mau untuk makan tempe lagi (walaupun aku fine-fine aja sih hehehe..) mulai dari air yang digunakan, hoho..air sungai murni, murni di sini artinya ya langsung dipakai, padahal segala macam benda ikut menjadikan sungai itu sebagai jalur pelayarannya, baik non-organik maupun organik termasuk human’s pup. hehehe… Katanya dulu ada ahli dari Amerika yang meneliti dan mensurvei tempat pembuatan tempe disekitar tempat tinggal pamanku, heran kenapa kok tempe2 itu nggak berpengaruh buruk bagi manusia ..eh..kesimpulan akhirnya dia menyatakan bahwa proses yang sedemikian banyak itu, termasuk pemberian ragi (biang) yang menghilangkan efek buruknya. hahaha.. ada2 saja, yang jelas hasil akhirnya sih nggak mencerminkan prosesnya, tempenya begitu putih, bersih dan halus.

Ternyata yang aku lihat itu belum seberapa, aku diajak berkunjung ke perkampungan tempe yang sesungguhnya, jaraknya tidak begitu jauh, cukup dengan berjalan kaki. Di tepi sungai itu, diantara hutan-hutan bambu (aku sampai nggak peracaya kalau ini masih di Surabaya) berdiri dua buah bangunan yang sangaaat besar sekali yang terbuat dari anyaman bambu. Bangunan pertama terdiri dari 16 kamar dan bangunan yang kedua terdiri dari 32 kamar. Masing kamar dihuni oleh satu buah keluarga, termasuk anak-anaknya, semuanya orang Pekalongan. Sebagian besar kamar itupun digunakan untuk keperluan tempe, sehingga sedikit ruang yang tersisa untuk tempat tidur atau ruang duduk. Waktu aku datang ke sana hari sudah siang dan para pedagang semua sedang sibuk menyiapkan dagangan untuk selanjutnya.

Pemandangan yang hebat sekali, sebuah komunitas yang jauuh dari kemewahan, penuh dengan hawa bekerja dan rasa kekeluargaan yang tinggi. Semuanya sibuk, semuanya memiliki peran sendiri-sendiri, suara alat penggiling kedelai, kuali-kuali yang terbuat dari tong, aroma kedelai memenuhi udara, pokoknya semuanya! Dan yang paling aku suka, mereka melakukannya dengan ceria, bercengkrama dan bercanda seolah tak terbersit beban hidup pada rona wajah mereka. Jadi malu aku pada diri sendiri yang suka mengeluh ini itu. Sebenarnya waktu itu aku membawa kamera dan ingin memotret.. tapi aku merasa bodoh, memangnya siapa aku? turis? Aku nggak lebih apa-apa dari mereka, walaupun aku tahu mereka pasti senang sekali untuk sekedar dipotret..
For your information, waktu kerja mereka seperti nggak ada hentinya, mereka mulai aktivitas pada tengah malam! (saat ketika aku mulai akan tidur, mereka memulaiu aktivitas hariannya) mempersiapkan dagangannya untuk diangkut kepasar, berdagang di sana sampai hampir siang, kemudian dilanjutkan dengan membuat tempe untuk hari selanjutnya, dan prosesnya selesai ketika hari hampir malam. Dan mereka melakukannya non stop sepanjang tahun, selama kesehatan tubuhnya mengizinkan. Jadi kalau ada orang sok mengkritisi etos kerja bangsa ini malas dan bla..bla.. pliz buat perkecualian untuk orang-orang seperti ini, or else I’ll poke you right in the eye!

26 Sep

Congratulation Lagi!

Bulan ini memang kayaknya bulan baik untuk menikah kali ya? Banyak banget pernikahan yang diadakan, gak tahu deh itung-itungan kejawennya bagaimana. Tak ketinggalan juga sepupuku Yuli, yang pada tanggal 17 yang lalu melangsungkan pernikahannya. Jadinya aku sekeluarga ikutlah acaranya di Surabaya itu. Kalau pada beberapa waktu yang lalu aku sempat posting tentang cepatnya orang menikah eh ini malah lebih cepat lagi. Sepupuku Yuli berumur 16 tahun dan suaminya Anam berumur 19 tahun! Ck..ck.. pernikahan dini nih.

But anyway mereka keliatan pantas aja kok walaupun sempet juga digoda oleh para undangan. terutama teman-teman sekolah mereka. “Hoi Anam, ini kawinan apa sunatan nih?”. Bahkan waktu akad pun penghulunya jauh dari serius, becanda melulu bawaannya. Well, nggak banyak yang bisa aku katakan karena emang bukan ahlinya soal beginian :) , yang jelas aku ucapkan Selamat menempuh hidup baru dan semoga langgeng dan berbahagia!

kedua mempelai     shameless pose

14 Sep

Sayonara Do As Infinity…

Farewell...

Wah postingan ini harusnya jadi postingan yang temanya gembira, cause aku akhirnya bisa dapet cd aslinya Da As Infinity di Graha Bulletin kemarin. Sebenarnya sih udah hampir nyerah aku karena nggak pernah ketemu itu CD, habis terus katanya (masak sih? di semarang memang ada berapa orang ya yang suka Do As Infinity?). Sore itu niatnya cuma beli L’arc en Ciel yang Awake ..eh lha kok CD nya DAI need your Love ada di situ.. langsunglah aku embat..eh maksudnya beli loh. Bokek bokek deh sekalian, yang penting puas hehehe… Tapi berita hari ini menyedihkan sekali. Do As Infinity memutuskan untuk Disband!!
Memang sih berita ini sebelumnya sudah sering terdengar walaupun tidak begitu santer, cuma baru kemarin secara resmi mereka mengumumkannya secara resmi bahwa mereka akan disband pada tanggal 30 September 2005 dan akan menggelar konser perpisahan tanggal 25 November 2005. Ini translate dari apa yang tertulis di web site resminya (d-a-i.com):


Do As Infinity will dissolve on September 30, 2005.

A fan alone that supports it meanwhile is not done though it was an activity of about six years after it debuts in 1999. And, even if it tells it with the member and STAFF, all gratitudes to the people met can finish being not told.
We will do a separate activity in the future. Please surely expect, and watch unique activity of members that everybody is surprised.

Thank you really for assisting in Do As Infinity.

Do As Infinity
Dai Nagao, Van Tomiko, Owatari Ryo and All Fans

Hiks hik Kenapa ya? padahal mereka sangat bagus sebagai sebuah band, bahkan albumnya yang terbaru juga dirilis remi di Indonesia mengapa oh mengapa? Sedih sekali ya..Banner blog ini segaja aku ganti untuk mengingat mereka. Sejak band ini terbentuk tahun 1999 telah terbentuk komunitas fans yang luar biasa bisa terlihat dari maraknya forum-forum dan fan-site tentang mereka. Bahkan ada satu fan-site buatan anak Jepara, Indonesia (namaya Oka kalo nggak salah) yang keren banget dan disegani seperti Dai Stovila, tapi sekarang juga sudah tutup kayaknya, di halaman depannya cuma ada kata “Farewell..

Tapi untungnya aku nggak sendirian, di luar sana, ada banyak fans yang mengalami hal yang sama. Depresing. Ok, mungkin aku harus ditertawakan ya..kok segitunya gitu lho. But I cannot lie, this is for real. Aku jadi penggemar kira-kira sejak 3 atau 4 tahun yang lalu. Sama seperti fans-fans luar jepang lainnya, pertama kali nyantol sama musik mereka adalah ketika mendengar lagu Fukai Mori yang jadi soundtracknya Inuyasha. mmm… It is so peacefull…

Ternyata yang rumor yang mengatakan bahwa TAO (dari single terakhir mereka) adalah lagu perpisahan mereka adalah benar ya rupanya. Bahkan beberapa fans yang benar-benar memeperhatikan di akhir PV TAO Van Tomiko mengucapkan kata perpisahan. “Ja ne…” Cuman aku belum dapet PV terakhir ini sih..

Bagaimana kedepannya? Menurut beberapa kabar sih mereka akan melanjutkan solo karier atau membentuk band lain. Van Tomimo misalnya, akan masih bersama Avex dan melanjutkan solo karir yah mudah-mudahan saja warna musiknya nanti nggak akan jauh berbeda dengan DAI. Web site resmi Van Tomiko pun sudah ada : http://www.avexnet.or.jp/van. Ryo Owatari membentuk band bernama “Missile Innovation” dan telah meluncurkan sebuah mini album. Dai Nagao yang sejak tahun 2001 terus-terusan berada di balik layar DAI akan membuat proyek baru yang bernama “Amasia Landscape” Juga telah meluncurkan beberapa single, cuma aku belum dengerin.

Ngomongin sebentar soal Missile Innovation, tadi aku sempet donlod albumnya. Yah lumayan bagus sih. Dulu aku suka ketawa kalo liat Ryo Owatari kadang suka ikutan nyanyi di Konsernya DAI…eh lha ternyata kok beneran sekarang jadi Vokalis, ampun deh Bang. Yang menarik di album ini ada satu lagu DAI yang dinyayikan mereka yaitu “Azayakana Hana” hohoo.. yang ini jadi agak-agak nge-rock gitu khas Ryo Owatari. Not Bad at all, keep going dude!

Well apa yang terjadi terjadilah. Sekarang nggak ada DAI lagi, yang ada hanya kenangan tentang mereka, lagu-lagu yang keren dan sangat menggugah (at least bagiku and millions of fans out there). Arigatou, Do As Infinity, terima kasih atas semuanya, semua lagumu, semua kenanganmu.. I’ll never forget. Padahal dulu aku pernah berangan-angan suatu saat akan bisa melihat penampilan live mereka.. yah sekarang tak mungkin lagi, kecuali mungkin kalo ada reunion. Sekarang pasti akan terasa lebih sedih lagi kalo mendengarkan lagu “Field of Dream” atau “Ever…” Ahh.. it’s not gonna be the same anymore…
Translation of their last song seems to expalin it all :

Do As Infinity – TAO
English translation by: cori

You finish talking about everything
In front of us are 2 paths
In the middle of our long and painful journey,
our heavy baggage separates into 2

If that’s so, take the right
I’ll keep on believing
We go to the left

Now, the shadows melt into the distant sunset
I will wave
both of my hands until you disappear

Goodbye my friend, I won’t forget you
I feel proud that I met you
In place of you, the staff of hope
will probably lead us to the end of the light

I continue to pray for the tears to dry up
under this distant sky

Somewhere, remember again
that the same rain will surely fall on us

ah~ The cherryblossom flowers flutter
ah~ on the paths that we each dream about

Ganbare yo Do As Infinity, thanks for the Gratefull Journey and please Go To Your Next Stage!!

13 Sep

Joomla! Logo Competition

jomla

Salah satu CMS yang paling populer (aku juga pernah make beberapa kali) yang bernama Mambo kini berganti nama menjadi Joomla! Err.. tepatnya aku juga nggak tahu apakah memang berganti nama atau terjadi hal-hal lain yang menyebabkan terjadi dua kubu pengembangan seperti ini. Kalau menurut kabar sih denger-denger karena masalah copyright, mereka tidak bisa lagi bernaung dibawah nama Mambo, maka mereka menggunakan nama baru dan komunitas baru pula. Cerita selengkapnya bisa dilihat di sini. Namun kayaknya memang komunitas asli dari Mambo kini beralih ke Joomla! Soalnya diforumnya juga ketemunya orang-orang itu juga sih.

Nah karena baru saja nongol, Joomla ini mengadakan kompetisi desain logo. Para pesertanya juga komunitasnya sendiri aja, nggak ada hadiah-hadiah khusus atau semacamnya gitu. Namun ternyata pesertanya wau… buanyak banget.. Nah aku jadi tertarik ikut. Maka kemarin selama jam terakhir sebelum pulang kerja aku membuat logo Joomla! juga kemudian aku ikutkan, soalnya batas waktu penyampaian karyanya juga tinggal hitungan jam saja! Sekarang dah ditutup lombanya tinggal masa penjurian. Dan karya-karya yang dihasilkan juga bagus-bagus lho. Idenya bermacam-macam. Ada yang bagus, profesional, ada yang lumayan dan ada juga yang norak setengah mati. Tiap kali ada desain baru yang masuk selalu “dibantai” oleh yang lain, jadi harus siap mental juga ya.But no hard feeling here, semuanya menyenangkan. Thread tentang karyaku bisa dilihat di forum Joomla! disini nih. Cuman kok gak ada yang komentar ya? Nasib.. mungkin karena waktunya yang mepet kali, forumnya sekarang dah ditutup sih.
Nih logo desainku untuk Joomla! :

Logo 01     Logo 01

Here’s the idea : the main concept is semicolon and I shapped it to look line a “J” the representation of Joomla! Of course we can move the joomla! text beside the logo instead of bottom. Semicolon is the symbol of talking and interacting, that’s what I think of a community. The second logo I made a little modification so it looks like a flying object (angel? spirit?) towards the dream of joomla! but i keep it to still look like “J”. Hope u like it guys!

Well, let’s just wait and see and may the best man.. eh logo wins!

13 Sep

Hoi, Omedetou!

Selamat deh buak Lek Su yang baru saja jadian, wuahaha.. paling tidak usahanya patut dikagumi. Dengan pengorbangan yang dila-gilaan ditengah ejekan teman-teman yang menggila, tapi Lek Su tak bergeming dan terus maju. Eh dapet juga ya. Trus hari itu semua genk ONI ditraktir makan steak di Mama Mia, ya nggak semua sih, aku sama Encup nggak ikut…

Makanya sore hari ketika dia nelpon, langsung aku teriak.. “Woi, aku belum dapat Steak!!!!” eh.. lha kok ternyata memang dia nelpon buat ngajak aku sama Encup makan. Wah jadi nggak enak. Sorry lho Su, cuma bercanda sebenarnya.
Ya wis, malem itu makan bareng-bareng berempat (Aku, Encup, Kunce dan Lek Su) di Waroeng Steak di kampung kali. Encup kebetulan waktu itu baru saja pulang dari ngurus kerja di Jakarta (Siemens ya?) cuma berita terakhirnya sih nggak jadi diambil soalnya tempat kerjanya bakalan di Balikpapan! ^_^; Kenapa Cup? takut kalah saingan sama suku lokal? hehehe.. Selamat deh Su, semoga cepet dapat pacar lagi dan cepet ntraktir lagi pula. hehehehe….

Ah ah semuanya sudah melangkah jauh ya. genjitsu wa boku yoku wakaranainda…

Nyam nyam!     Nyam nyam nyam!

10 Sep

FKM

Oit, ngeblog dari FKM nih. Sabtu ini lagi ke FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip) Ada proyek kecil-kecilan lumayan asik juga. Wah ternyata fasilitas yang di sini nggak kalah lho sama yang di Elektro, malah tempatnya lebih bersih (mungkin karena ada hubungannya dengan kesehatan ya jadi bener-bener dijaga). Beda banget dengan labkom elektro semasaku dulu yang wuah..lebih mirip sarang, bahkan dipakai buat makan, nginep, nglembur dll, maklum jarang disentuh perempuan ya seperti itu keadaannya. Mudah-mudahan sekarang jadi agak baikan.

Proyek ini membikin web-site untuk Dinas Kesehatan Kota Semarang, timnya terdiri dari 4 orang termasuk aku. Sudah ditentukan pula bahwa proyek kali ini akan menggunakan CMS (Content Management System) Mambo. Padahal dulu aku sudah empet banget dengan Mambo ini, terlalu bertele-tele administrasinya, alias pusing! Mending kalo nanti yang me-maintenance kelanjutannya adalah orang yang ngerti. Lah kalo diserahkan ke orang awam? bisa mumet mereka dan ujung-ujungnya kita juga yang akan kena komplain (dah pernah aku). Ah well semoga lancar aja lah!

07 Sep

The End of Onizuka

You'll never beat me!

Wuah.. akhirnya selesai aku membaca manga GTO (Great Teacher Onizuka). Dan wah betapa cerita yang luar biasa. Definetly one of my favourite manga of all time! Sebenarnya manga ini dulu sekitar 3 tahun yang lalu pernah diterbitkan di indonesia oleh dua buah penerbit yaitu oleh Jaya Group dan oleh Seventh Heaven. Dua duanya bukan penerbit resmi alias bajakan. Sepertinya memang nggak mungkin mengharapkan Elex untuk menerbitkan manga ini, padahal seharusnya ada batasan usia yang jelas untuk manga. Jangan menyamaratakan seperti yang dipaksakan Elex sekarang ini. Sensornya malah merusak manga itu sendiri. Seperti contohnya manga Get Backers (sebuah manga yang cukup berat) yang ia terbitkan. Bah! sebaiknya ganti judul saja, itu sudah bukan Get Backers namanya.

Sebenarnya kategori manga juga bukan hanya dari gambarnya (konten seksual atau kekerasan yang berlebihan) tapi juga tema. Sekarang di Gramedia beeredar bebas tuh manga Evangelion (my fave ^_^) padahal temanya wow… penuh kontroversi teologi tentang keTuhanan dan humanitas dan pernah juga dibanned di Amrik.

Eh balik lagi ke GTO, kedua penerbit tadi memang dua duanya pembajak, tapi satunya bedebah dan satunya well not so bedebah lah. Jaya Group ini adalah bedebahnya. Aku bahkan curiga penerjemahnya tidak tahu bahasa jepang ataupun bahasa inggris (manga bajakan biasanya ngembat dari fansub berbahasa inggris di internet) GTO terbitan Jaya Group ini benar-benar sampah. Kau nggak akan ngerti sedikitpun ceritanya, terjemahannya luar biasa kacau! Seventh Heaven on the other side terjemahannya bagus sekali bahkan hampir mendekati kualitas fansub yang terkenal dengan dedikasinya. Tapi pasar berbicara lain GTO Jaya Group lebih cepat dan teratur terbitnya (mungkin karena ngaco, jadi cepet) sedangkan Seventh Heaven tersendat-sendat dan akhirnya berhenti pada GTO volume 10. Dulu aku selalu beli GTO Seventh Heaven ini, tapi karena ia berhenti terbit aku pindah ke Jaya Group dan setelah cukup muak dengan kualitas si Jaya Group ini akupun berhenti baca GTO pada volume ke 13.

Kini setelah GTO masuk ke Amerika, banyak situs fansub yang menyediakan manga GTO salah satunya adalah StopTazmo. StopTazmo ini baik sekali, bahkan kalau kalian menggunakan firefox akan seperti mendownload lewat HTTP biasa, no bullshit and get to the point. GTO volume terakhir (volume 25) telah terbit bulan agustus lalu di Amrika dan Fansubnya pun langsung menyediakannya. Ini adalah petikan dari StopTazmo :

A hilarious story about a gangster turning into a teacher. As a deliquient he can understand the students much better than most teachers. Filled with off beat characters from a pervert who likes to watch girls take a shit, a stalker who fills his walls with pictures of a girl. Onizuka is suprisingly strong at most times, and even though you know what he is doing is bad, you still root for him.

Tentang manga ini ceitanya kayaknya nggak perlu diceritakan lagi ya? Singkatnya ini tentang seorang Guru, yang berasal dari universitas rendahan, mantan anggota genk, suka berantem, suka mbokep, ngintip cewek dan seabreg kebiasaan buruk yang lain. Tapi diluar itu ia sangat dicintai murid-muridnya, ia memperlakukan muridnya sebagai manusia biasa, bukan objek atau apa. Againts all odds menegakkan prinsipnya. Tapi in juga bukan cerita full serius yang beraaat lho, malah lebih banyak lucunya.

Membaca GTO rasanya aku malu pada diri sendiri. Diluar kita selalu menjadi apa yang orang lain ingin lihat dari kita, tapi di dalam rasanya kita tidak sebaik itu, sesempurna itu. Manga ini sepertinya mencolokkan kedepan mata kita, “nih, diri kalian sebenarnya begini kan” dan kita bisa berkata tidak, namun dalam hati kita tahu kalau itu benar. Dan semua jenis manusia modern rasanya ada di manga ini rasanya tak mungkin mengelak. Semua orang melakukan hal yang sebenarnya tak ingin dia laukan, semua orang berbohong pada diri sendiri dan semua orang kesepian, semua orang menyakiti dan disakiti orang lain, semua orang termasuk kau dan aku.

screenshot01     screenshot02     screenshot03