12 Oct

Compromising Bullsh*t!

Code is Poetry

world wild web

Kemarin gara-gara utak-atik blog, jadi pingin nulis ini. Pernah dengar jargon-jargon seperti ini ? Web Safe Color, Variable lenght Page, Valid XHTML, Valid CSS2, Standarized Link, Widely accessible content, dll? Designer dan programmer web pasti sudah hafal (atau muak?) dengan hal ini. Yah kalaupun nggak, paling tidak ada aku yang lumayan muak dengan hal ini.
Mulai dari Web-Safe color. Jujur aja, who cares dengan websafe color! Hari gini masih memakai 256 color? jelas nggak masuk akal. Kalaupun tujuannya adalah mencapai target audience yang sebanyak-banyaknya, rasanya sekarang hal ini sudah nggak relatif lagi. Kalaupun ada satu dua audience yah abaikan saja mereka! Nggak sebanding dengan pengorbanan jeleknya desain karena maksain pakai websafe color! Kecuali mungkin sebuah kasus yang benar-benar khusus misalnya.. ada sebuah suku daerah di pedalaman terpencil tiba-tiba ingin membangun jaringan dengan sebuah aplikasi web terintegrasi kemudian karena dananya terbatas, mereka membeli komputer-komputer yang benar-benar tua dari kota yang hampir masuk musium… yah, once in a blue moon!

Kemudian tentang variable lenght, Ini sebenarnya bagus, kalau memang benar-benar diimplementasikan. Sayangnya kerap kali kita jumpai web site yang main potong saja. Lebar 800 piksel seolah jadi batas suci yang tidak boleh dilanggar. Lebar situs dipress hingga kurang dari 800 piksel, tujuannya jelas untuk mengakomodasi para audience yang masih menggunakan resolusi 800×600. What the? Masih mending kalau dilihat dari monitor resolusi 1024, nah coba bayangkan kalau dilihat dengan resolusi di atas itu? wagu kan? Hampir setengah halamannya akan terlihat kosong! Yang sudah ngeluarin duit banyak buat beli monitor gede pasti kesel! :)
Selanjutnya valid XHTML, CSS, XML ataulah apalah. Memang tidak selamanya web design dan web programming itu sejalan, kadang berselisih, kadang tidak akur, dan malah kadang pukul-pukulan hingga saling berantakan. Apalagi pada situs yang menggunakan template/skin yang umum dijumpai pada CMS-CMS (Content Management System). Di sinilah para validator mengambil peran seperti validator HTML dan validator CSS. Alasannya untuk validasi? Lagi-lagi tentang accessibility. Katanya kalau situs kita lolos valiadasi mereka mka akan dijamin situs kita ini nantinya akan bisa dibuka dari platform mana saja, browser mana saja, bahkan termasuk device mobile apa saja!

Dan apakah validasi itu harus? Bah! Nggak tuh, buktinya langka sekali untuk menemukan situs yang lolos dari validasi ini, waktu aku menulis ini aku cek valiadasi beberapa situs. Hailnya : Google.com 40 error, Yahoo.com 259 error, Ebay.com 231 error, boku baka blog 23 error. Beberapa situs cms yang aku periksapun nggak ada yang lolos dari validasi ini. Dan bahkan malah ada yang gagal validasi sama sekali. Apa dengan gagal validasi sebuah situs kemudian tidak layak tayang? Nggak kan? Ok, concern tentang validasi ini memang bagus, tapi kalau terobsesi itu bodoh. Catatan : salut buat microsoft.com yang lolos validasi maut ini. Hebat amat.. (Om Bill pakai ilmu apa ya?)

Selanjutnya adalah standarisasi. Jadi inget sama Jacob Nielsen. Pakarnya usability (baca : musuh besarnya designer). Katanya usability adalah lawannya accessibility. Katanya situs yang baik adalah situs yang standard. Warna active link harus biru! warna visited link harus ungu! Jangan mengganti bentuk kursor mouse! Masukin Flash? TIDAK BOLEH! Flash is 99% Bad! bla bla bla…dan banyak lagi yang lainnya Memang omongannya tidak seperti itu, tapi kalau diterjemahkan dalam bahasa yang mudah kira-kira nggak akan jauh-jauh dari yang kutulis. Standar boleh saja itu pilihan, tapi kenapa harus? Tiap orang selalu ingin unik kan? Apa salahnya Flash? toh pluginnya kecil, yang belum punya tinggal download bentar. Yah yang menentukan adalah orang yang menciptakan karyanya bukan? Lihat dulu hasilnya, bukan proses atau alatnya. Kesimpulannya? Kalau kita terlalu banyak taat pada hal-hal diatas, kita akan berkompromi untuk hal-hal yang sebanarnya tidak perlu.. atau bahkan tidak keliahatan!

10 Oct

Theme Baru…

baru neeh!

Wah pakai themes baru nih sekarang, download dari Clemens Orth. Utak-atik bentar jadi deh. Kesannya kalau aku ngeliat jadi lebih seger dikit, bosen juga sih liat tampilannya yang dulu. Ternyata lumayan repot juga ya ganti themes. Harus configure ulang plugin-plugin yang sudah terinstal sebelumnya, trus seting gravatar juga mesti di benerin, belum lagi blogmapnya juga. Ngomong-ngomong soal blogmap, mana nih blogger semarang? masak di sekitarku cuma 5 blogger. Ayo dong daftar hehehe. Cuma yang bikin pusing soal blogmap ini mungkin nyari koordinat yang pas untuk tempat tinggal kita. Punyaku aja masih mlengse gitu, ah biarin yang penting dah deket kan.

Tadi bikin banner sebentar, niat awalnya sih mau yang berkesan oriental gitu, eh kok ya hasilnya malah berkesan romantis (mungkin alter ego ku ada yang romantis kali ya? hihihi.. huek!) Ah biarin romantis, kan sebentar lagi lebaran (apa hubungannya coba?)

update [11/10] : Kelupaan masang kembali shoubox kemarin, sekarang sudah up lagi. Cuma sekarang yang bingung adalah masang blogmapnya, karena nggak pas dikolom yang disediain. bisa sih dipaksa tapi ntar jadi berantakan kalau dibuka pakai browser yang berbeda (Firefox sama IE). Masalah firefox sama IE ini mengesalkan juga, berlaku untuk pemasangan gravatarku juga. Btw, server blogmap sekarang malah down! Server too busy. Walah!

update [12/10] : Pasang lagi kanji “yume”nya. FYI, It means “dream” …

10 Oct

Buka Bersama ONI

Walaupun masih masuk hari kelima bulan puasa, ternyata Lek Su sudah menyiapkan acara buka bersama buat anak-anak ONI. Memang selama ini seingatku Lek Su belum pernah menyumbang untuk mengadakan acara buka puasa bersama seperti ini. Tahun-tahun lalu itu paling di tempatnya Nino, Syukri, Vandi atau di tempat-ku.

Minggu sore itu kita berkumpul di rumah-nya Lek Su yang baru, saking barunya malah itu rumah belum selesai dibangun. Di tempat itu dia cuma tinggal berdua sama kakaknya. Banyak juga yang ikut hari itu ya. Beberapa memang nggak bisa hadir karena memang masih berada di perantauan (apa kabar Fan?), trus Amed yang pas lagi pulang ke Sukorejo dan Encup yang masih menjalani karantina pelatihan PLN di kedung Mundu. (setelah wamil sekarang pelatihan, hope it worth it Cup!), Dendi yang ikutan di undang juga kebetulan pas lagi di Jakarta. Jadi sore itu yang ikut ada 10 orang : Aku, Lek Su, Kunce, Vandi, Matin, Latif, Syukri, Nino, Pes dan Dany Bra.

Update berita terakhir mereka selain Encup yang masih pelatihan, ada juga Latif yang masih trainee di Bank Niaga, kemudian Matin yang keluar kota melulu proyekan dari kantornya dan.. Pes yang belum juga KP (wuahahahaaa…). Thank ya Lek Su!

buka bersama 01buka bersama 01buka bersama 01

06 Oct

New DVD-RW, Start Pirating eh Collecting!

PioneerDVR

Beberapa hari yang lalu, sabtu tepatnya, aku beli DVD-RW drive, sudah cukup lama juga nih pinginnya, akhirnya kesampaian. Thanks to proyek situs Dinas Kesehatan Semarang hehehe. Dapet uang dari dunia komputer eh buat beli periperal komputer juga. Mmm, nggak ada kemajuan? Kok kayak typical main game aja ya? Membunuh banyak musuh kemudian menerima point or gaji or whatever tapi kemudian habis dibelikan amunisi untuk menghadapi musuh selanjutnya. Infinite loop, sama saja bohong, hihihi…

Dulu waktu pertama kali bekerja ada yang bilang, “Wah Bud.. kamu tuh sudah bekerja, tapi masih tinggal sama orang tua, masih belum lulus dan jomblo pula ngggak ngurusin cewek, pasti uang-mu nanti cuma habis buat foya-foya..” Walah.. sempet jengkel juga, apalagi nyinggung masalah SARA yang sensitif, dengan kata jomblonya itu, hehehe.. eh tapi kupikir lagi kok ada benernya ya? Aku beli ini beli itu tanpa mikir. Yah mikir sih.. tapi dikit dan nggak ngaruh!

Aku belinya merek Pioneer, sore itu di sebuah toko di Mall, soalnya toko biasa pasti udah tutup jam segitu. Lumayan murah ini, apalagi yang aku beli adalah versi OEM (Ora Entuk Macem-macem :) ) alias cuma barangnya doang. Box, kabel, manual book, driver, bonus aplikasi semuanya nggak ada. But, siap yang butuh itu semua? Waktu nyoba pertama kali sempet bikin emosi juga ini DVD-RW, semuanya gagal! semua usahaku untuk nge-burn DVD gagal dengan berbagai alasan yang nggak jelas. Sampai besoknya juga masih juga nggak bisa. Tercatat 5 keping DVD-R blank dan 2 CD-R gugur percuma dalam usahaku. Aku sampai sudah nelpon Dendi untuk ngetes di tempatnya dia.

Esoknya hari minggu ketika stress semalam sudah hilang dan kepalaku bening lagi, aku coba-coba menganalisa (walah menganalisa?) Ok aku mengecek lagi. Iseng2 baca log-nya program Nero, macem-macem sih pesannya tapi semuanya mempunyai kesamaan, Communication Failed, Heh? Kabel IDE-nya dong! Padahal dipakai buat CD-RW drive baik-baik aja tuh. Langsung aku pergi ke Matahari buat beli kabel lagi (sebenarnya ada banyak di rumah, tapi kondisinya memang sudah nggak pasti lagi sih). Nah anehnya waktu aku beli kabel IDE di toko itu, orangnya santai aja ngambil-ngambil kabel IDE dari box2 motherboard yang ada di display, waktu diingetkan pegawai yang lain dia bilang”Santai aja, di gudang masih ada banyak kabel kayak gini!”. Weks?? Ngambil dari package resmi nih? Ok, aku nggak bakalan beli motherboard dari toko ini!

Dan ketika pakai kabel yang baru, that damn DVD-RW now works like a charm. mulus baca tulisnya. Mungkin memang requirement aliran data beda kali ya buat CD-RW sama DVD-RW. Tujuan-ku beli DVD-RW selain pingin juga buat back-up semua isi hardisk. Mulai dari MP3, PV, dokumen dan hal-hal yang lainnya juga, (^_~;) Soalnya koleksi MP3-ku itu bagaikan harta karunku. Nggak bakal deh ditemukan dirental-rental manapun. Yah, sedia payung sebelum hujan, apalagi baru saja ada anak teman fansub di Banzai Club yang baru kesripahan. Harddisknya mati total dengan berbagai macam materi fansub yang ada didalamnya.! Sempet nangis-nangis juga tuh, perlu diambil hikmahnya. Dan yang paling menyenangkan dari DVD tentu saja kapasitasnya. Sekarang satu serial anime atau tokusatsu sampai tamat bisa aku koleksi dalam dua/tiga keping DVD saja, tanpa harus menurunan kualitas. Hehehe..siplah!

06 Oct

Ramadhan Datang Lagi

ramadhan

Wah udah Ramadhan lagi gak terasa dah setahun berlalu. Dan nggak terasa pula aku lewatkan setahun dengan nggak jelas muter ke mana-mana dan ternyata sampai saat ini belum lulus kuliah juga padahal sudah setahun lebih aku nggak kuliah. Ya ampun, nyangkut di Tugas Akhir ini. Moga-moga tahun depan lulus. Pasti ah!

But somehow walau aku ini orangnya nggak beriman-beriman banget, Ramadhan selalu membawa rasa kesejukan. Nggak tahu penjelasannya gimana…. susah. Sebentar lagi Idul Fitri. Tiap kali aku shalat ID di masjid, sambil menunggu saatnya shalat tiba, sambil duduk termenung mendengarkan pujian-pujian yang dilantunkan, aku selalu berpikir tahun depan aku akan seperti apa ya? Apa aku masih berada di sini ya? Apa yang akan telah aku capai ya? dan berbagai macam pertanyaan lain. Eh ternyata tahun ini juga belum banyak berubah ya, aku masih di sini-sini aja. Padahal sepertinya semua orang sudah pergi menentukan jalannya sendiri-sendiri. Ada yang sudah bekerja, ada yang terpaksa ikut wajib militer (Halo Cup, Oh My God! I can’t even believe my ears when you mention it. Kamu Cup? Wamil? holding a Gun? ck.ck..!), ada yang pergi ke luar negeri, bahkan ada yang menikah..

But I got nothing to regret though, regret is mere a weakling’s nature. Kalau dibilang muter-muter seperti diatas juga nggak ah, ada yang aku kerjakan. Ada hal-hal yang aku capai dan aku banggakan. Kalau mau beralasan, yah bilang saja aku sedang belajar, menjalanai proses. Belajar apa? Proses apa? SEMUANYA!

Mengejar mimpi jauh lebih menyenangkan daripada menjalani kenyataan. Waktu tidak menjadi masalah, tak ada yang bisa memadamkan semangat ini!!!

03 Oct

Motor Madness, AHASS = Microsoft ?

Ah.. 30 menit sebelum pulang nih, cerita dikit ah. Sabtu kemarin kuputuskan untuk menggunakan waktu itu untuk mengurus kedua motorku tersayang. Hal ini terpaksa juga soalnya dua-duanya hampir gak bisa dipakai lagi. Motor yang supra sudah dua minggu ini kubiarkan nganggur karena ban-nya bocor. Mau nambalin kok ya males buanget, soalnya bocornya sudah di rumah. Kalau bocor di jalan sih ya terpaksa nambal kan? Hehehe.. Sedangkan motor yang tiger dari suaranya saja sudah menandakan kalau seakan dia menjerit-jerit minta di service rutin (well, memang kilometer-nya sudah menunjukkan 2500KM lebih sih).

Pagi itu aku berangkat ke AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) di Kaligarang. Datangku sudah agak siang eh ternyata masih nunggu juga, belum buka bengkelnya, padahal sudah jam 8.30an. Sejak dua tahun yang lalu aku servisnya di sini. Aku punya kenangan buruk soal AHASS 002 (ya, nomor dua lho se-nasional!), tapi itu cerita yang lain.

Kalau soal urusan motor memang aku agak-agak buta (atau paling nggak rabun yang parah). Sedikitpun nggak ngerti, apa nama-nama bagiannya, cara merawatnya bahkan kadang nggak sadar kalau ada bagian yang rusak. Diantara teman-teman bolehlah aku sedikit nyombong kalau soal komputer. Ditanyain apa sama teman-teman juga pasti bisa jawab. Dipanggil minta tolong pasangin hardware pernah, instalin OS pernah, nguber virus pernah (jadi inget sama hebohnya virus CIH chernobyl jaman SMA dulu..) dan segala macemnya. Tapi kalau soal motor, (x_x) aku blas mboh nggak ngerti. Dulu tempatku mencari jawaban adalah Deny (Pa kabar Den?) tapi sekarang dah jarang ketemu karena aktivitas masing-masing..

Nah orang-orang seperti aku inilah yang diharapkan oleh bengkel-bengkel resmi seperti AHASS, mereka kayaknya asal aja minta sesuatu untuk diganti, dibelikan baru dan macem-macem. “Mas ini perlu diganti, mas itu juga perlu diganti,eh ini juga diganti….” Dan jujur aja aku juga nggak begitu peduli. Yang aku concern cuma pokoknya kau mau motorku keluar dari sini beres! sehat walafiat tak kurang suatu apa. Kalaupun dia bohong atau melebih-lebihkan mana aku tahu? Kecuali kalau dia bilang “Mas, ini body-nya penyok harus diganti!” nah baru aku tahu kalau dia bohong. Soalnya tingkat pengetahuanku memang sebatas itu kali ya. Padahal kalau aku misalnya mudeng dunia motor ini, pasti aku aku akan bisa lebih pandai, tak menerima semua permintaan dari AHASS dengan begitu mudahnya. Mungkin aku akan menemukan bengkel biasa dengan mekanik-mekanik berbakat, yang kenyang dengan pengalaman, yang bisa membuat motorku jauh lebih baik, jauh lebih sehat, dengan biaya yang jauh lebih murah. Ya nggak?

Aku jadi mikir. Dulu aku sering heran kok banyak amat ya orang yang mau-maunya membuang uang begitu banyak demi mendapat service support software. Mengapa mereka seakan tak mau tahu tentang dunia software yang sebenarnya bahwa mereka bisa mendapatkan fungsi dan fasilitas yang sama dengan biaya yang lebih murah. Yah misalnya dengan menggunakan produk opensource? Atau menggunakan CMS gratis yang banyak tersedia? Tidak, mereka memilih layanan yang sudah jadi, tinggal pakai kalaupun ada yang rusak ya telepon penjualnya beres! Kayaknya ada kemiripan ya dengan kasusku? Tinggal ganti aja kata “AHASS” dengan “Microsoft“, “Aku” dengan “Corporat” dan “Bengkel biasa tapi berbakat” dengan “Open Source“. Dan Voila! kita mendapat dua fenomena yang sama persis. Ah memang Knowledge is Power. Pengetahuan adalah Kekuatan!

Dan lanjut lagi setelah servis, aku menge-las-kan standard motor itu di daerah Banjir Kanal. Ini juga sudah lama ini, sudah sekitar 3 bulanan akau biarkan standar tengah motorku yang hampir putus. Ya, soalnya kan masih ada standard samping. hehehe.. Lanjut lagi aku cucikan sekalian motorku wah ternyata kalau bersih lumayan keren juga yah. Tapi yang sedikit sayang itu adalah bercak tahi burung berwarna putih di kaca spedometer-ku juga ikut hilang! Padahal sumpah bentuknya nyeni lho.. dulu sekitar sebulan yang lalu aku “dapatkan” waktu parkir di bawah pohon mangga depan kost-nya si Amed. Bentuknya agak-agak mirip nyala api begitu, nyala api yang terbuat dari tahi burung! hehehe.. Ah ternyata setelah balik ke rumah eh malah males ah buat ngurus yang supra (nambal ban). minggu depan kali!