10 Nov

The Chronicle of Chocolate Cornet

Lucky Star

Itulah sebutan untuk makanan berbentuk keong, yang bagian luarnya roti, dan berisi coklat di dalamnya. Entah apa itu nama yang bener atau bukan, pokoknya di subtitle anime Lucky Star disebutnya begitu, Chocolate Cornet. Karena beken di anime itu, sebagai pengamat yang berdedikasi, saya berkewajiban untuk menganalisa lebih lanjut apa yang membuat chocolate cornet ini sedemikian istimewa. Jadilah aku cari dan beli chocolate cornet itu. Maka, atas nama ilmu pengetahuan, aku relakan diet ketat ini gagal demi penelitian.. bwahahahaha :))


Lucky Star

Untuk lebih memudahkan pembahasan, chococolate cornet kita ganti saja dengan kue keong. Nah, konon, respon persepsi manusia bisa diukur dari hal yang paling mendasar. Contoh sederhana adalah responnya pada kue keong…

Pertanyaan pertama : Kalau kamu makan kue keong, kamu makan yang mananya dulu? kepalanya atau buntutnya terlebih dulu? tentu ada yang memilih kepala ada yang memilih buntut. Ini adalah hak asasi, hak yang katanya melekat pada diri manusia semenjak ia dilahirkan. Oke, no big deal, gampang!

Pertanyaan kedua : Nah dari kue keong itu yang mana buntut dan yang mana kepalanya? Ada yang menjawab yang kepala adalah yang lancip, ada yang menjawab yang kepala adalah yang bagian gede. Perbedaan mulai ada disini, perbedan yang mendasar, yang membagi kita dalam suku dan bangsa.

Pertanyaan ketiga : Apakah kamu mau makan kepalanya terlebih dulu tapi tidak mengetahui sebenarnya kepala itu yang mana? atau kamu sudah tahu kepalanya itu yang mana? atau kamu bermaksud makan buntutnya lebih dulu namun kamu tidak tahu yang mana buntutnya? atau kamu memang sudah tahu buntutnya dan memang berniat makan bututnya terlebih dahulu?

Pertanyaan keempat : andaikan kamu tahu bahwa bagaian awal yang kamu makan itu tidak sama dengan persepsimu, dengan kata lain persepsimu berkebalikan dengan persepsi pembuat kue keong, apakah kamu masih tetep mau makan atau kamu menolak? Kalau kamu tetap makan, apakah kamu berarti menyamakan persepsimu dengan tukang kue ataukah kamu menganggap makan kue dari ujung lain juga tidak apa-apa? dengan kata lain kamu rela kehendakmu sebagai manusia yang berkuasa atas kue keong itu, di override oleh tukang kue?

Oke cukup lah. Peduli amat sama persepsi kesadaran manusia tentang kue keong. Toh reseptor otak tiap manusia akan berbeda terhadap rangsangan objek di sekitarnya. Tak terkecuali kue keong. Masalah baru timbul ketika kita memutuskan untuk benar-benar makan kue keong, berani memutuskan dan berkomitmen bahwa semua pertanyaan diatas itu telah terjawab atau memang bukanlah prasyarat sebelum kita makan. Maka menurut anda, manakah dari ketiga metode ini yang anda anggap paling benar?

Lucky Star

Dimakan dari ujungnya yang gede. Cukup pemberani, dengan resiko coklat di dalamnya akan meleleh keluar, tentu saja orang yang menggunakan metode ini berarti cukup berani untuk mengatasi lelehan coklatnya. Biasanya dilakukan oleh orang yang kapabilitas makannya sudah terbukti. Orang seperti ini mempunyai anatomi fisiologis yang sudah mendukung, misalnya : mulutnya lebar. Orang ini superior dalam urusan garis depan mempertahankan hidup, dia mempunyai sesuatu yang bisa membuatnya percaya diri akan tingkat keberhasilannya. Orang yang beruntung. Tuhan sayang padanya.

Lucky Star

Dimakan dari ujungnya yang kecil. Ada dua kemungkinan, ia sadar akan keterbatasan kemampuan cernanya, keterbatasan diameter mulutnya, dll.. pokoknya dia tahu diri. Atau, memang dia tidak mengeluarkan potensi tempurnya yang sebenarnya. Alasannya sih bisa banyak, bisa karena, norma, moral ataupun spiritual. Pokoknya dia main safe dan save the best for the last. Tipe yang membosankan, tapi mungkin panjang umur. Apesnya kalo dia tak hati-hati. walaupun dia makan dari ujung yang kecil, menurut hukum fisika, tekanan dalam kue keong itu disebarkan ke semua arah, bisa-bisa ujung yang besar pada luber coklatnya keluar semua tanpa mampu ia tangani, paling-paling cuma menjilati sisa-sisanya. bah!

Lucky Star

Dibuka untaian kulit keongnya, baru dimakan, Wow, analytical! Berdedikasi untuk mencari kebenaran! benarkah isi kue keong ini benar-benar coklat? bukan sambel pecel? bukan coca-cola kental? bukan lumpur? Namun walaupun terlihat hati-hati, orang yang innocent ini menghadapi segala sesuatu dengan harapan yang sama. Dia mengharapkan untuk menemukan coklat dalam kue keong. Akan jadi kiamat kalo dia sampai menemukan sambel pecel di dalamnya. Padahal siapa tahu sambel pecel ternyata mecing dengan roti dan jadi varian kue keong yang sangat enak? Dalam hal ini beruntunglah yang langsung makan tanpa mikir. Atau kalo ternyata senyawa antara sambel pecel dan kue keong ini ternyata beracun, maka orang ketiga inilah yang akan selamat dan mewarisi bumi.

Ah, betapa sederhanya dunia :d

22 thoughts on “The Chronicle of Chocolate Cornet

  1. Aduh ini blog lucu banget sih.. template-nya cute juga. Ternyata kue keong bikin hidup rada complicated juga yha. Hahahah..

    Kalo seandainya gw makan ini sih, mungkin gw bakal makan seperti es krim conello, which is yang gedenya dulu. Hihih.

    Met kenal, thanks ya udah berkunjung ke blog gw.

  2. Ohisashiburi!!!!!!!!! dah luama banget gak mampir sini.. pa kbr ni?? maaf banget ya waktu itu ga’ jadi ktemuan.

    akh! kona chan! si cewek gokil itu.. gara2 nonton lucky star aku jadi lebih perhatian ma hal-hal kecil. my tribute to her, karakter anime cewek terbaik!

  3. Gimana seeh cara gabung???
    Cuma Submit comment gituh??
    Asik juga seeh kayaknya…
    Jadi ngerasa senasib sepenanggungan^^
    Hehehe
    Viva Otaku
    Tapi jangan terus2an single
    Harus usaha juga donk
    Karena setiap makhluk hidup itu diciptakan Tuhan berpasangan…
    Jadi janganlah kita lari dari rancangan Tuhan yang sudah Dia buat sedemikian baik dan sempurnanya hanya demi kebaikan umat manusia yang sudah Dia ciptakan sedemikian sempurnanya (walaupun kemudian dirusak sendiri oleh manusia karena dosa)
    Lewat fenomena alam dan segala makhluk yang sudah Dia ciptakan Dia memberi kita contoh dan pedoman
    Melengkapi akan Kitab Suci yang sudah Dia ciptakan
    (Loh kok jadi ngekhotbah^^)
    Jadi garing…
    Heheheh^^

Leave a Reply to lowo Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *