11 May

A Continous Self Corrective Movement on Decisive and Progressive Action

target on sight
Gambar 1.1 : Initial Experiment Layout

A Continous Self Corrective Movement on Decisive and Progressive Action. Jadi begini, kalimat tersebut sebenarnya nggak ada artinya, cuma rekaan semata, tapi kalau memang dipaksa hendak diberi makna juga, maka mungkin akan bisa lebih mudah dimengerti melalui percobaan berikut ini.

Objective :
Tujuan percobaan ini adalah agar sekresi saliva dari probandus bisa mengenai target, mencatat berapa kali usaha yang diperlukan dan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya probabilitas keberhasilan.

Alat dan bahan yang dibutuhkan :

  • seorang probandus, diutamakan yang tidak mempunyai gangguan kejiwaan, atau boleh punya tapi sedikit saja
  • target yang bisa dengan mudah di-mark dari ketinggian mata probandus
  • waktu luang dan tempat sepi (kalau malu)

Method of Procedure :

  1. Letakkan target (pada kesempatan kali ini digunakan sebutir permen coklat merek Chacha warna orange yang diproduksi oleh pabrik coklat Delphie yang dibeli di mini market di pom bensin daerah ungaran dalam perjalanan pulang dari piknik paksa kantor di Telaga Sarangan dan oh iya ngomong ngomong mbak penjaga kasirnya cakep juga lho jadi merasa tidak menyesal beli permen tersebut walau secara signifikan sepertinya berperan besar dalam gagalnya diet saya hari itu) di hadapan probandus
  2. Posisikan probandus berdiri tegak lurus kira-kira 30cm dihadapan target
  3. Paksa probandus untuk mensekresikan saliva sebanyak mungkin. Kalau hal tersebut tidak memungkinkan maka bisa dicoba dengan cara antara lain menunjukkan object yang menimbulkan nafsu bagi probandus, bisa berupa makanan lezat ataupun gambar echi, namun hal ini tidak disarankan. (experiment note : untunglah pada percobaan kali ini hal ini dilakukan dengan mudah dan natural tanpa object-object perangsang tadi)
  4. Jatuhkan saliva secara tegak lurus ke arah object. Ulangi terus hingga akhirnya cairan saliva bisa sukses bertumbukan dengan target.

Report
(experiment note : maaf, tidak ada statistika yang saya cantumkan, sedang malas membuka Ms. Excel, sekaligus menguragi dosa, karena Excel saya adalah bajakan, sedangkan saya belum donlod OpenOffice, dan saat ini slot donlod terpakai mendonlod Evangelion Rebuild 1.0 : You are [not] alone resolusi 1280×720 yang mana saya tahu adalah sebuah kesia-siaan, karena laptop saya nggak mungkin kuat untuk memainkannya. goddammitfuckcrazyfansubber!!!)

  1. Hasil percobaan bisa dilihat pada gambar 1.2 berikut ini : Pada keempatan pertama tembakan peluru saliva meleset sekitar 15 cm dari target. Hal ini adalah wajar mengingat probandus belum memiliki pengalaman terhadap prosedur percobaan ini :
    first attempt
    Gambar 1.2 : First Attempt, meleset +15 cm
    .
  2. Belajar dari kesalahan tembakan pertama, probandus memperbaiki posisi kepala dan memajukan mulut untuk kemudian menembakkan peluru saliva yang kedua, hasilnya bisa dilihat pada gambar 1.3 berikut, ternyata masih juga belum mengenai sasaran namun semakin mendekat ke sasaran, kali ini jaraknya kurang dari 10 cm.
    second attempt
    Gambar 1.3 : Second Attempt, corrective movement is applied, but still…
    .
  3. Belajar juga dari kesalahan kedua, apakah saliva ketiga ini akan tepat sasaran? jawabnya adalah TIDAK. Belajar dari pengalaman tidak lantas membuat sesuatu yang telah dihafal dan tergambar dengan jelas, bisa diprediksi hasil akhirnya. Menjelang percobaan ketiga ini ternyata kecepatan angin di site tidak terlalu ramah, kecepatannya meninggi dan syarat bahwa jatuhnya saliva harus tegak lurus menjadi tidak terpenuhi. Singkat kata dan singkat laporan, target berhasil dikenai setelah 8 kali probandus menembakkan saliva. Hasilnya bisa dilihat pada gambar 1.4 berikut ini :
    result
    Gambar 1.4 : Agak berantakan memang, tapi kan kena.

Sebagai pembanding saja terhadap percobaan ini, dahulu kala dikisahkan adalah Sahaquiel, sang malaikat langit, hendak mengancurkan bumi. Dengan bernaung di atas langit, ia menteskan air matanya ke bawah satu persatu.. pertama kali meleset, kedua meleset, dan seterusnya.. namun pada akhirnya.. ah silakan cari tahu saja sendiri.

Discalimer : Terbukti, percobaan ini juga membawa manfaat bagi semut-semut yang bersarang di bawah pohon jambu tak jauh dari lokasi. Permen chacha..eh maksud saya target terakhir terlihat telah mulai dikerumuni semut. Hari ini saya telah berbuat baik dengan menafkahi satu koloni semut. Saya merasa bangga membayangkan anak semut gembira sambil berkata pada bapaknya “Waahhh hari ini makan malamnya bukan gula yang biasanya ya pa? hari ini makan chacha.. Hore..!! makasih ya Pa! I love you Papa!”

14 thoughts on “A Continous Self Corrective Movement on Decisive and Progressive Action

  1. PERTAMAX!
    makanya, belajar maen ganbon dulu biar kenanya pas.
    besarnya besarnya probabilitas keberhasilan percobaan itu tergantung skill dan tampang.

  2. jan..jan..
    NGGILANI…
    saiya miris..tiap kali baca postingan di blog ini….!
    apakah itu efek dari patah h*** ah sutralah….
    eh itu kaki yaa????
    *mo bilang jempol semua kok gak tega*
    minggat ke himalaya

  3. tapi bener itu idu kan?
    ndak yang laen kan?
    soalnya saia kawatir…kok yang keliatan cuman kaki (yang h4rs bilang “Thumbs for all”) doank…;-)

  4. Pa? Papa??

    Ternyata hasil sperma-mu selama ini membuahkan hasil yo bud?
    Badan semut, kepala manusia mirip dikau.

    ps: Eh, mbok urutan Keycode digawe sakdurunge Comment, iki nganggo kibot nge-tab urutan-e dadi ra jelas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *