Beberapa tahun terakhir ini, di ranah media sosial di Indonesia sedang marak wabah penyakit Jempol Murahan. Apa itu Penyakit Jempol Murahan? Untuk gampangnya, silakan perhatikan gambar di bawah ini, antara Jempol A dan Jempol B, menurut anda, manakah yang menderita penyakit Jempol Murahan?
Jempol Murahan
Bisa berbahasa Inggris sudah seperti keharusan saat ini. Mulai dari urusan pendidikan, pekerjaan, hingga usaha membutuhkan keahlian bahasa Inggris. Keahlian yang bisa mengantarkan seseorang mengembangkan diri, karir, dan usahanya. Keahlian yang sayangnya belum dimiliki oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Saya termasuk yang beruntung saat ini bisa menikmati nikmatnya bekerja di rumah, salah satunya dengan modal bahasa inggris tentunya.
Bila ini problematika Anda, tak perlu khawatir. Saat ini banyak sekali cara mudah, murah, dan tepat untuk mahir berbahasa Inggris. Misalnya dengan belajar lewat aplikasi di ponsel Android kamu. Modalnya hanyalah paket internet, atau koneksi internet rumah seperti saya yang baru saja pasang di rumah, hal itu untuk menunjang agar akses belajar anti lelet. Lalu unduh dan belajarlah dari aplikasi-aplikasi pembelajaran terbaik seperti:
Sudah sejak tahun lalu saya diselamatkan oleh Gabe Newell dari dunia kelam permbajakan. Saya sebelumnya hanyalah seorang gamer, yang tidak pernah memberi kontribusi ke dunia game. Reloaded, Skidrow, dan scene-scene bajakan lain menjadi teman setia. Tapi kemudian negara Steam menyerang. Hidup saya tercerahkan. Semenjak itu jarang sekali main game bajakan, sampai sekarang sudah 160 title lebih library saya di Steam. Semuanya Halalan Toyiban, hanya kurang sertifikasi MUI saja. Kesuksesan Steam tidak hanya sebagai sebuah game store, tapi juga sebagai sebuah platform all in termasuk komunitas, mod (Steam Works), marketplace, dll mengundang perusahaan lain untuk turut mencoba bisnis serupa.
Bagi pekerja home-office seperti saya, Internet di rumah adalah nyawa dalam bekerja. Keberadaannya sudah tidak bisa ditawar dan kualitasnya tidak bisa diajak kompromi. Mungkin hal ini tidak menjadi masalah kalau di kota besar, karena banyak pilihan yang bisa dicoba. Saya tinggal di kota kecil dan damai ini (Jepara), dan pilihannya cuma satu, Telkom.
Setahun yang lalu saya pasang Speedy di rumah kontrakan. Meskipun lokasi rumah di tengah kota, namun menurut pihak Telkom hanya bisa dipasang Internet 1 Mbps. pedih rasanya :) Namun syukurlah setelah dilobi kemudian bisa diusahakan menjadi 3Mbps. Sekarang saya sudah membangun rumah sendiri dan sudah hampir jadi. Masalah ketersediaan Internet ini kembali jadi issue bagi saya. Bagaimana tidak, rumah saya ini lebih pelosok dari rumah kontrakan dan berada di pinggir sawah dan laut (literally!). Tapi sepertinya saya sedang beruntung, seorang kenalan di Telkom Jepara menginformasikan bahwa jalan di depan rumah saya persis ternyata dilewati oleh jalur FO (Fiber Optic) Telkom (yang sepertinya menuju ke kampus Undip Teluk Awur).
Backyard Horizon
Kapan terakhir kali kamu melihat Horizon? Melihat permukaan bumi dan langit bertemu. Kapan terakhir kali mengengok langit dan yang kamu lihat adalah ‘full screen’, tanpa terganggu atap bangunan? Melihat ruang dan merasakan waktu ketika hiruk-pikuk keseharian manusia adalah tiada. Mungkin sangat jarang, mungkin hanya ketika sedang mengunjungi tempat wisata saja. Saya juga, sampai kemudian keluarga kami diberi sedikit rezeki untuk membangun rumah sendiri, dan kebetukan lokasinya pinggir laut kalau saya bilang, atau “Ocean View” istilahnya kalau misal dituliskan dalam brosur perumahan untuk konsumsi orang kaya.
Dear friends, apakah impian teknologi kamu? Bagi saya seorang gamer, salah satunya pastilah teknologi gaming. Gaming adalah buah dari teknologi yang saya nikmati sejak saya kecil sampai dewasa sekarang ini. Dan bagi saya, impian-impian teknologi gaming saya selalu diwujudkan oleh AMD. How? Let’s check it out!
Apa Impian Teknologi Kamu?Apakah Apakah perbedaan antara gamer PC dan gamer lainnya, seperti gamer console dan gamer casual (misal gamer handphone)? Gamer console atau gamer casual cukup senang dengan sistem mereka yang selalu sama selama bertahun-tahun dengan teknologi generasi kemarin. Sedangkan bagi gamer PC, bermain game hanyalah separuh dari keasyikan, separuhnya lagi adalah mengoprek sistem. Membangun PC, mengupgrade, dan mengoptimize PC. Gamer PC tidak akan pernah berhenti, dan kata puas adalah kata yang jarang terdengar. Itulah juga yang saya lakukan sebagai gamer PC, dengan kata lain, PC adalah sabahat yang kita jaga, kita rawat dan kita beri kekuatan tambahan kalau dia membutuhkan. Dan bagi saya, PC sahabat saya itu, selalu mempunyai AMD sebagai intinya, sebagai hatinya.
Let’s have a quick and funny trivia, sejarah pilihan kita terhadap teknologi sedikit banyak bisa memberikan gambaran tentang kita. Misal nih kita hidup di jaman apa, kesukaan kita apa, dan mungkin kalo meneliti lebih dalam bisa jadi kepribadian kita apa (lebay). Dan oh iya, satu lagi : seberapa dalam kantong kita. Obviously! haha. Coba saya mulai dengan menengok dari barang teknologi sejuta umat.. eh bermilayar umat, yaitu henpon!
I had fun once, It was awful
Wah sudah tahun 2014! Dan post terakhir di blog ini adalah dari tahun 2012! Waduh skip setahun.. berarti genap setahun juga ngasih sedekah ke Hostingan. Eh tapi at least domainnya aku pakai sebagai alamat email. Ah anyway.. sudah lewat sebulan lebih untuk ritual resolusi apa tahun ini ya.
But let me slip a simple question :
“Ask yourself, Are you now the same man with you one year a go?”
Long wiken akhir tahun, saatnya santai dong. Downlodan game sudah siap, udah diinstall dan kini saatnya main. Oke, nyalain gamenya dan lagi asik-asiknya tiba-tiba layar timbul gambar-gambar aneh. Tak lama kemudian diikuti dengan hang dan blue screen Windows dan langsung restart. Dinyalakan lagi bisa, tapi tak ada gambar di layar. Monitor tidak menampakan adanya sinyal dari VGA card. Waduh..
VGA Card saya ini MSI Radeon HD 4850 memangs udah uzur… Mengabdi di saya sudah 3 tahun lebih, tapi masih kuat-kuat saja memainkan game-game terbaru, mau upgrade kok masih sayang (sayang duitnya, bukan VGA-nya hehe). Tampilan aneh-aneh tadi kira-kira seperti gambar di bawah ini (bukan punya saya sih, saya gak sempet ngambil gambarnya) namanya artifact yang konon katanya adalah tanda-tanda VGA card kita sudah sekarat dan hampir wassalam. Konon katanya lagi ini disebabkan karena konektor-konektor di cardnya sudah tidak sebagus dulu di masa muda.
Jadi di suatu hari, di antara embun pagi daerah Sleman, di atas sadel sepeda yang terlalu mungil untuk pantat saya ini tiba-tiba dunia terlihat lebih jelas. Semua jalan yang saya lewati seakan dalam resolusi full HD, sebuah pemandangan yang tidak kita temui bila mengendari mobil atau motor.
Di dalam kabin mobil, di atas jok motor, dunia terlihat lebih blur, lebih cepat bergerak… susah dinikmati (well, sebenarnya kata dinikmati ini bersifat subjektif, soalnya sadel yang sepeda yang kecil itu jelas tidak nikmat diduduki.. damn you Polygon!). Tentunya bukan salah retina mata saya yang response-timenya terlalu rendah, namun karena kecepatan yang membuat kita lupa. Kecepatan itu mencandu, kecepatan itu menuntut kita untuk melaju, tanpa peduli maju atau membatu.