11 Apr

Mau Bebas Flu Burung? Beli AC!

Lihat iklan produk Air Conditioner yang baru nggak? Sharp PlasmaCluster (CMIIW). Iklan itu dibintangi oleh Maia Ahmad dari duo Ratu. Di iklan tersebut digambarkan Maia adalah seorang ibu yang sedang bermain dengan anaknya. Tak lama kemudian kakek dan nenek dari anaknya datang, sepertinya untuk melepas rindu dengan sang cucu. Sebelum mereka sempet bertemu fisik dengan sang cucu, ditampakkan wajah sang ibu yang sangat kuatir, kemudian gambar berpindah ke pasangan kakek dan nenek tadi… tapi kali ini dengan tampilan “aura hitam jahat” disekitar mereka… *mengingatkanku pada tim lawan di film shaolin soccer* Jadi singkatnya si Ibu ini menganggap kakek dan nenek ini adalah pembawa virus! lebih khusus lagi disebutkan dalam iklan itu adalah virus flu burung dan polio. Singkat cerita si ibu menyalakan AC tersebut dan virus-virus yang dibawa kakek dan nenek tersebut lenyap semua.. intinya AC tersebut baru saja menyelamatkan nyawa seluruh keluarga.

Ada suatu hal yang mengusikku di sini. Ok, iklan memang tujuannya untuk menarik perhatian masyarakat, sepertinya apa saja bisa dilakukan, termasuk mengarang dan mengada-ada. Sekarang mari kita lihat dari sisi yang lain. Pertama yang terpenting, patutkah kita menyambut kakek dan nenek yang telah datang mungkin dari jauh dengan susah payah langsung men-judge bahwa mereka pembawa virus? Mereka seharusnya orang yang paling dihormati dalam sebuah keluarga besar. Apa yang akan dilakukan bila seorang anak ikut menonton iklan ini dan kekaprah menarik intinya? Menolak bertemu kakek dan neneknya? Atau minta dibelikan AC? Kedua, virus flu burung sangat sulit untuk berpindah antar manusia, kecuali telah melalui beberapa mutasi (sumber01, sumber02).

Pembuat iklan ini benar-benar menarik keuntungan dari kondisi masyarakat saat ini dan mengambilnya mentah-mentah. Parahnya lagi produk yang diiklankan bukanlah sebuah produk kesehatan. Ok mungkin bisa membunuh virus, tapi tetap saja itu AC a.k.a Air Conditioner a.k.a pengatur suhu udara, lagipula 68% dari masyarakat membeli AC untuk mendapatkan udara sejuk, bukan untuk hal yang lain. Untuk mencegah flu burung atau polio sangat lebih baik kalau digambarkan masyarakat yang peduli dengan kebersihan rumah atau kebersihan lingkungan sekitar, dalam hal ini saya salut dengan iklan sabun Lifebuoy dimana ada seorang anak kecil yang meng-encourage teman-teman dan warga sekampungnya untuk membersihkan lingkungan. (*sumpah, saya nggak nyepam loh*)

Para pembuat iklan harusnya lebih peka terhadap hal-hal seperti ini. Aku juga gak mau mengkritik tanpa memberi saran. Daripada menampilkan kakek dan nenek pembawa virus (damn it, terdengar seperti game Resident Evil ya?) Bagaimana kalau mengggambarkan sang bocah pulang dari bermain dengan kondisi lelah dan kotor dan banyak “kuman” kemudian dengan AC penyelamat itu sang bocah menjadi sejuk, bersemangat dan tak lupa kumannya mati semua. Aku rasa hal itu lebih bagus, tidak terlalu mengada-ada dan lebih mendidik. Dalam membuat iklan, mengada-ada itu sepertinya sah saja, seperti sebuah iklan shampo di mana seorang cewek terkena tahi burung di pundaknya dan secara paranoid dikiranya itu ketombe.. (*plis deh!*) tapi itu masih bisa diterima karena tidak menyesatkan aku kira. Tapi kadang kala mengada-ada itu sudah keteraluan.. seperti AC pembasmi virus ini.

07 Apr

Breaking the Habbit : Susahnya…

Thousands mile of journey always begins with small step. Peribahasa itu agaknya memang benar, setinggi apapun cita-cita, kalau cuma diangan-angan itu sama aja dengan nol, zero, nada, nehi-nehi, jendhol, nihil, nothing, bo’ong, bulsyit!

Saat ini sudah hampir dua minggu perhatianku tersita pada satu hal TA a.k.a Tugas Akhir a.k.a Skripsi, suatu hal yang harusnya aku perhatikan lebih dari dua tahun yang lalu. Mungkin karena hal inilah (ok, cari alesan memang lame, tapi sudahlah~) aku lama nggak ngisi blog dan gaul di internet. Adakah yang merindukanku? (*buka payung menangkis lemparan buah busuk*).

Di kampusku, atau mungkin juga di kampus yang lain berlaku suatu hukum aneh dan menyusahkan diri sendiri, namun tetap saja dianut hingga sekarang. Seberat apapun tugas kuliah yang diberikan, tapi kalau jangka waktu yang diberikan lumayan panjang, pasti akan dikerjakan di malam terakhir pada jam-jam mendekati deadline. Tidak perduli apakah itu tugas kuliah, laporan praktikum, dan bahkan skripsi! Tapi entah kenapa ya, pasti selalu ada saja pemecahannya. Dua malam kemarin aku ngebut laporan TA, eh jadi juga laporan TA itu, boleh dibilang versi 1.0 lah. Heran 140-an halaman dipikirkan dan diketik dalam waktu 2 malam kok bisa ya? Sepertinya pada kondisi ini berlaku hukum yang aku sebutkan tadi : dimana ada kepepet, di situ ada jalan!

Btw, tak terasa sekarang sudah bulan april, harapan untuk sudah lulus ketika kontrak kerja berakhir pupuslah sudah. Bulan ini adalah bulan terakhir aku kerja di tempat ini. Sama sekali tak kusangka setahun yang lalu, bahwa aku akan keluar dari perusahaan ini masih dengan status yang sama : mahasiswa!. Padahal aku kira dulu, setahun itu waktu yang sangat panjang, banyak hal yang akan terjadi, eh ternyata tidak juga tuh. Terakhir aku cuma bisa bilang kepada diriku sendiri dan pada teman-teman seperjuangan kampus elektro yang belum lulus: Ganbate!!!!