26 Feb

Miwako

Miwako

Nishikawa Miwako (西川 美巴子) is a student of Kyushu University, majoring International Relationship. She was here in Indonesia, participating in a traineeship at Bintari NGO, where Adi, one of tukang loenpia (loenpia’s member) is currently working.

First time I met her was in Semawis Festival at Semarang’s chinatown (15/02). Loenpia.net was visiting Semawis together, Adi brought Miwako-san and Introduced her to us. After enjoying that ultra-crowded festival, We then had a dinner in Waroeng Steak at jl. Kartini.

On Saturday (17/02), together with friends from Loenpia.net, we went to watch movie at E-plaza. The movie was Ghost Rider. The movie was not that good, but it’s quite enjoyable. After the movie, we’re relaxing and had a little snack at Simpang Lima. After that, the good times keep rollling.. :)
Read More

20 Feb

Kolase itu, Penuh Cinta

kolase

Dinding kamarku memang jauh dari bersih. Ada poster anime dimana-mana, ada poster artis dan idol Jepang di beberapa sudutnya (nggak, miyabi nggak ada!), ada boneka Teru Teru Bozu bergelantungan, Ada cambuk dan kuda lumping dari Bandungan, Ada buah pinus dari hutan di Bantir, ada ranting kayu dari Curug Sewu, ada caping petani dari Patebon, ada lanjaran daun sagu dari Pekalongan, ada tirai kerang dari Cilacap, ada koteka pemberian dari Papua, ada untaian kalung dan kepala Barong dari Bali, ada tasbih pemberian dari Mekkah, ada 2 bungkus ketupat kering dari tahun yang berbeda, ada rajutan kain prakarnya jaman SMP dulu, bahkan ada lukisan kanvas karyaku sendiri, juga ada 5 botol pasir pantai, dari pantai Anyer, pantai pulau Condong Sulah dan dari 3 pantai di Jepang, ada tulisan kanji dan daun-daun bambu… dan seterusnya dan seterusnya.

Masing-masing dari mereka memang mengukir ceritanya tersendiri di sudut tembok mereka berada. Namun ada satu hal yang menyamakan keberadaan mereka, yaitu semuanya ada di sana cuma untuk satu orang. Untukku. Untuk memenuhi keinginanku, keegoisan diriku. Tetapi ada satu sudut yang berbeda, sebuah lahan di atas meja (yang harusnya tempat untuk) belajarku. Di sana terbesit sedikit hangatnya cinta. Di sanalah terpajang kolase ini.

Banyak cerita yang bisa dituturkan dari sana, bertumpuk-tumpuk kenangan yang bisa bercerita satu sama lain. Untaian ceritanya bisa membentuk epik kehidupan kecil yang sederhana, tapi menurut satu orang begitu bermakna. Karena apa yang ada di kolase itu bukanlah Budi sendirian, di sana ada teman-temannya. Di sana, ikut tertawa di sebelahnya, ada orang-orang yang berkenan menghabiskan waktu bersamanya. Kolase ini semakin tebal saja, entah sampai kapan aku akan terus menambah percikan kenanganku padanya. Bertumpuk-tumpuk bukan berarti saling menutupi, melainkan saling melengkapi. Karena foto yang ini takkan ada tanpa gambar yang itu. Karena gambar yang itu takkan lengkap tanpa foto yang ini. Dulu aku kira waktu akan bisa menghapus segalanya. Namun sesekali ketika aku menengok ke tembok ini, ke kolase ini, aku tahu waktu takkan mampu menghapusnya, ia hanya akan membuatnya semakin berharga. Mengapa? Karena ada cinta yang mempertahankannya. :)

Btw, while I’m still full of this kind of love things, I’ll use this chance to say I’m sorry for someone. I know you’re gonna read this. you, who give me a lot of your precious attention. Maybe I’m just too stupid to see the reality, but I have a lot of fun in pursuing what I believe. Eventhough, maybe it’s not even exist. :)
Ya—Ha—!!

15 Feb

Yume (夢)

yume

Yume. It’s always been my favourite word. So I gotta have it somewhere near me. I once tried to write it myself. But, it turned out to be craptastic, thanks to my crappy kanji writing skill. Then I tried to printed it out. It’s okay. though it’s kinda boxy and don’t have a sense of art on it (of course, what do you expect from a computer?). Then this night at Semawis festival, I finally got an original “yume” from a new friend. Thank you very much Miwako-san for writing it for me, it means a lot. Arigatou Gozaimasu! ありがとう!!

What is it for? First, it’s beautiful! It suits my room perfectly as I put it on my wall next to my bamboo bushes. And also, most important part, it’s a reminder for me. A reminder for something that I have to do someday, even if I die trying. And I won’t die before I achieve it. It’s something that worth everythigs, like what the kanji said, it’s my yume :)

10 Feb

Healthy Smoker? yeah right…

spanduk

Oke, boleh bilang aku apatis, tapi judul diskusi panel itu terdengar mirip dengan : “Bagaimana cara membakar rumah tapi jangan sampai hangus” atau “Bagaimana mencuri tapi tidak dosa” atau “Bagaimana menumbuhkan jerawat sebanyak-banyaknya, tapi tetep ganteng” dan sebagainya. Lho, bukannya perokok itu orang dewasa? (kalo perokok anak, itu abuse, lain cerita). Perokok kan orang yang cukup sadar kalo rokok itu berbahaya? Bukankah rokok itu killing me softly? Bukannya itu sudah rahasia umum? Bukannya merokok itu pilihan? Memilih untuk menikmati rokok, dengan mengambil resiko mengorbankan kesehatannya sedikit demi sedikit.

Daripada “How to be Healthy Smoker” aku lebih menantikan diskusi panel “How to be Properly Behaved Smoker“. Sebab sebagai bukan perokok, kamilah yang sering dirugikan oleh asap rokok orang lain. Jadi biar perokok itu nggak mengajak teman untuk menemaninya kelak di bangsal rumah sakit bagian kanker paru2. Wong di ruang tunggu ber-AC kok ngrokok, wong kumpul2 bareng teman2 non perokok kok ya kebal kebul sendirian, wong ada bayi atau mbah2 yang berdekatan kok ya nekat. Kalau merokok lihatlah sekeliling dulu oi…
Read More

05 Feb

Zanpakutou

zanpakutou zangetsu

Niatnya lihat pameran komputer di Java Mall, eh malah nemunya barang ginian :d. Sumpah, ini bukan benda klenik macam keris2 kecil atau cincin batu akik itu. Kenalkan, namanya Zangetsu, sebuah zanpakutou milik Kurosaki Ichigo dari anime/manga Bleach. Termasuk di dalam paket, adalah topeng Hollow-nya Ichigo. Yah.. pokoknya Bankai!! Bentuk aslinya sih kayak gini.

Buat gantungan kunci, kepanjangan. Buat gantungan hape, bikin hapenya lecet. Buat dipake kalung, gak biasa jadinya gatel. Buat dipake gelang, ntar disangka preman. Ya udah deh, dipajang di kamar aja… sambil nungguin ada pesta otaku lagi di Semarang :d

02 Feb

Hak Absolut untuk Amarah

demo ps3

Aku ini bukan orang yang terlalu concern dengan masalah2 sosial. Bukannya tidak memperhatikan, tentu saja memperhatikan, tapi ya sebatas itu. Selanjutnya hanya berupa pergulatan-pergulatan opini, atau pencernaan yang tanggung dalam pikiranku. Atau, kalo memang topiknya sedemikian membara, maka jadilah bahan bicaraan (dan guyonan) di kala ngobrol ngalor ngidul bersama teman2.

Tapi bagi sebagian banyak orang, demonstrasi, mungkin adalah salah satu wujud perpanjangan dari opini-opini tadi. Opini yang berbenturan dengan opini dari otoritas yang ada, opini yang tidak menemukan jalan untuk disalurkan, sehingga tumpah. Tumpah dari pikiran, meluber ke jalan-jalan, ke gedung-gedung pemerintahan dan ke halaman pabrik-pabrik. Satu2nya pengalamanku ikut berdemo adalah waktu kelas 1 SMA dulu, tahun 1998, masa ketika “reformasi” adalah kata yang paling populer di Indonesia. Demo yang aku ikutipun adalah berupa demo resmi, serentak dari berbagai instansi di Semarang waktu itu, di mana seluruh murid memang dilibatkan. Aku waktu itu turut membuat spanduk unik ala rakyat, yang memakai koran bekas, dan tanah liat untuk menuliskan kata2nya… ah masa-masa itu :)
Read More