Jadi di suatu hari, di antara embun pagi daerah Sleman, di atas sadel sepeda yang terlalu mungil untuk pantat saya ini tiba-tiba dunia terlihat lebih jelas. Semua jalan yang saya lewati seakan dalam resolusi full HD, sebuah pemandangan yang tidak kita temui bila mengendari mobil atau motor.
Di dalam kabin mobil, di atas jok motor, dunia terlihat lebih blur, lebih cepat bergerak… susah dinikmati (well, sebenarnya kata dinikmati ini bersifat subjektif, soalnya sadel yang sepeda yang kecil itu jelas tidak nikmat diduduki.. damn you Polygon!). Tentunya bukan salah retina mata saya yang response-timenya terlalu rendah, namun karena kecepatan yang membuat kita lupa. Kecepatan itu mencandu, kecepatan itu menuntut kita untuk melaju, tanpa peduli maju atau membatu.
Read More →