15 May

Judge a Book by It’s Cover

Book FFVIII

Ini jelas menyakiti hati saya. Masak Rinoa dan Squall jadi kayak model percintaan abegeh begini? Tahu nggak kalau saya menghabiskan total waktu hidup saya hampir 200 jam bersama Rinoa dan Squall? Berlatih di balamb garden, membantai monster, memimpin pemberontakan, membunuh penyihir, dan menyelamatkan dunia? Sekarang kenapa jadi cover buku termehe-mehe begitu? kesimpulannya buku ini sux!!

Book Aya Brea

Yang ini malah membuat saya ngakak. Sejak kapan Aya Brea jadi Pengembara Cinta? Buseeett nggak masuk blas! Sepengalaman saya menghabiskan waktu bersama Aya itu untuk membasmi Neo Metochondria yang bangkit dari Afrika. Sejak kabur dari gedung opera yang seluruh penontonnya mengalami internal human combustion, membantai Eve di atas patung Liberty, terus berlanjut ke padang gurun Mojave dan seterusnya. Pokoknya mati-matian dan nggak ada cinta-cintaan. Jadi buku ini juga sux!!
Read More

19 May

Lumayan, Bisa Mejeng!

mejeng

Kata nenek saya dan ustad-ustad bijaksana yang sering saya lihat di tv, setiap kejadian pasti ada hikmahnya yang bisa diambil. Begitu pula kejadian kali ini, ada tukang kopi paste yang membajak tulisanku. Duh mas/mbak, salut deh, kalo kopi paste kok nggak tanggug-tanggung, sekalian smiley dan gambarnya pun di hotlink. ck.. ck.. Hikmahnya… saya jadi bisa mejeng foto di blognya orang.
Sik asik.. :d/ kapan lagi bisa promosi muka di blognya orang? :)) Ayo buruan ke sana!! Dan jangan lupa sediakan ember muntah secukupnya.
hehehehe…

16 Jan

Agile mulai Sux?

Aku adalah salah seorang pengguna yang baik (kalau bukan setia) dari AgileMessenger. Lumayan bisa chat melalui messenger menggunakan hp. Layanan messenger yang didukung antara lain ICQ, MSN, AOL, XMPP, Google dan tentu saja Yahoo! yang sering aku pakai. Agile Messenger ini sebuah program yang cukup bisa diandalkan, nggak neko-neko, berdedikasi pada user dan yang paling penting : gratis. Sampai beberapa hari yang lalu.

Selama ini tiap kali mau konek memang selalu di-encourage untuk mengupdate program terlebih dulu (yang bagiku cukup annoying) yang aku minta hanya satu bisa YM-an! udah gak macem-macem lagi. Apalagi untuk update lewat OTA cukup mahal kan. Dulu pilihan untuk update ini bisa di-skip cukup dengan memilih “cancel”, sekarang? lihat saja skrinsyut dibawah itu! Ini sih namanya pemaksaan. Belum lagi ukuran programnya yang dari versi ke versi terus menggemuk gila-gilaan. Dari versi awal dulu sekitar 300Kb, kemudian versi yang biasa aku pakai dulu sekitar 800Kb sampai update terakhir yang aku download dari situs-nya ini berukuran 1102Kb (nomor versinya lupa, emang gw pikirin? yang penting kan bisa YM!). Ukuran yang fantastis untuk sebuah program mobile!

Ah, gratisan kok minta macam-macam! yang jelas untuk saat ini aku masih terus memakai messenger ini, habisnya ada yang lain gak sih yang lebih bagus, yang jalan di Symbian series 6.0?

Apaan nih?

12 Oct

Compromising Bullsh*t!

Code is Poetry

world wild web

Kemarin gara-gara utak-atik blog, jadi pingin nulis ini. Pernah dengar jargon-jargon seperti ini ? Web Safe Color, Variable lenght Page, Valid XHTML, Valid CSS2, Standarized Link, Widely accessible content, dll? Designer dan programmer web pasti sudah hafal (atau muak?) dengan hal ini. Yah kalaupun nggak, paling tidak ada aku yang lumayan muak dengan hal ini.
Mulai dari Web-Safe color. Jujur aja, who cares dengan websafe color! Hari gini masih memakai 256 color? jelas nggak masuk akal. Kalaupun tujuannya adalah mencapai target audience yang sebanyak-banyaknya, rasanya sekarang hal ini sudah nggak relatif lagi. Kalaupun ada satu dua audience yah abaikan saja mereka! Nggak sebanding dengan pengorbanan jeleknya desain karena maksain pakai websafe color! Kecuali mungkin sebuah kasus yang benar-benar khusus misalnya.. ada sebuah suku daerah di pedalaman terpencil tiba-tiba ingin membangun jaringan dengan sebuah aplikasi web terintegrasi kemudian karena dananya terbatas, mereka membeli komputer-komputer yang benar-benar tua dari kota yang hampir masuk musium… yah, once in a blue moon!

Kemudian tentang variable lenght, Ini sebenarnya bagus, kalau memang benar-benar diimplementasikan. Sayangnya kerap kali kita jumpai web site yang main potong saja. Lebar 800 piksel seolah jadi batas suci yang tidak boleh dilanggar. Lebar situs dipress hingga kurang dari 800 piksel, tujuannya jelas untuk mengakomodasi para audience yang masih menggunakan resolusi 800×600. What the? Masih mending kalau dilihat dari monitor resolusi 1024, nah coba bayangkan kalau dilihat dengan resolusi di atas itu? wagu kan? Hampir setengah halamannya akan terlihat kosong! Yang sudah ngeluarin duit banyak buat beli monitor gede pasti kesel! :)
Selanjutnya valid XHTML, CSS, XML ataulah apalah. Memang tidak selamanya web design dan web programming itu sejalan, kadang berselisih, kadang tidak akur, dan malah kadang pukul-pukulan hingga saling berantakan. Apalagi pada situs yang menggunakan template/skin yang umum dijumpai pada CMS-CMS (Content Management System). Di sinilah para validator mengambil peran seperti validator HTML dan validator CSS. Alasannya untuk validasi? Lagi-lagi tentang accessibility. Katanya kalau situs kita lolos valiadasi mereka mka akan dijamin situs kita ini nantinya akan bisa dibuka dari platform mana saja, browser mana saja, bahkan termasuk device mobile apa saja!

Dan apakah validasi itu harus? Bah! Nggak tuh, buktinya langka sekali untuk menemukan situs yang lolos dari validasi ini, waktu aku menulis ini aku cek valiadasi beberapa situs. Hailnya : Google.com 40 error, Yahoo.com 259 error, Ebay.com 231 error, boku baka blog 23 error. Beberapa situs cms yang aku periksapun nggak ada yang lolos dari validasi ini. Dan bahkan malah ada yang gagal validasi sama sekali. Apa dengan gagal validasi sebuah situs kemudian tidak layak tayang? Nggak kan? Ok, concern tentang validasi ini memang bagus, tapi kalau terobsesi itu bodoh. Catatan : salut buat microsoft.com yang lolos validasi maut ini. Hebat amat.. (Om Bill pakai ilmu apa ya?)

Selanjutnya adalah standarisasi. Jadi inget sama Jacob Nielsen. Pakarnya usability (baca : musuh besarnya designer). Katanya usability adalah lawannya accessibility. Katanya situs yang baik adalah situs yang standard. Warna active link harus biru! warna visited link harus ungu! Jangan mengganti bentuk kursor mouse! Masukin Flash? TIDAK BOLEH! Flash is 99% Bad! bla bla bla…dan banyak lagi yang lainnya Memang omongannya tidak seperti itu, tapi kalau diterjemahkan dalam bahasa yang mudah kira-kira nggak akan jauh-jauh dari yang kutulis. Standar boleh saja itu pilihan, tapi kenapa harus? Tiap orang selalu ingin unik kan? Apa salahnya Flash? toh pluginnya kecil, yang belum punya tinggal download bentar. Yah yang menentukan adalah orang yang menciptakan karyanya bukan? Lihat dulu hasilnya, bukan proses atau alatnya. Kesimpulannya? Kalau kita terlalu banyak taat pada hal-hal diatas, kita akan berkompromi untuk hal-hal yang sebanarnya tidak perlu.. atau bahkan tidak keliahatan!