20 Dec

Mobile GMail, Anyone?

Mobile Gmail

Satu lagi alasan untuk pindah ke gmail. Sudah dua hari ini aku mencoba layanan dari m.gmail.com. Ya web based email dari handset. Sekali lagi ini web based lho, bukan pop, jadi aksesnya ya pakai browser. Di Nokia 6600 bisa diakses dengan bagus oleh browser opera bawaannya. Pertamanya sih bingung karena label tidak dimunculkan tapi ternyata ada options untuk memnunculkan label. Bagi yang belum tahu apa itu label dan filter, kuacian deh loe, jadi selama ini baca emailnya masih campur aduk di inbox ya? :-P Oh iya, Menurut beberapa orang yang mencoba, kayaknya minimal browsernya handsetnya harus support HTTPS deh.

Sebenarnya mobile gmail layanan gmail biasa, cuman dioptimize aja untuk keperluan mobile. Karena ini web base, tentu saja masih bisa diakses tanpa menggunakan handset, pakai browser biasa di PC juga bisa, tapi ya ngapain, kan bisa pakai gmail yang biasa. Gmail memang layanan email gratis yang luar biasa, sangat bagus sekali dan berorientasi benar pada pengguna, cuma sayang kenapa nggak bisa sort email ya? Harusnya slogan “Search, don’t sort” diganti “Sorry, we can’t sort ur email“. Ah sudahlah. Tapi lumayan asik juga layanan ini, sekarang bisa ngejunk di kampung gajah malam hari sambil mau tidur. hehehe. Ini ada screenshot yang jalan di Series 60 (Nokia 6600)

capture 01 capture 03

18 Nov

Spammer Go to Hell!!

Spam Karma

Ok, aku memang late bloomer di dunia blogging, jadi apa-apa mungkin juga terlambat, termasuk menyadari betapa annoying-nya serbuan spam. Selama ini dua tiga spam memang mampir ke situs ini tiap hari. OK bisa ditolerate, gak pa pa lah luangin waktu sebentar buat membunuhnya. Tapi akhir-akhir ini kok ya semakin menggila, jumlah perhari-nya semakin banyak 20-an perhari naik lagi 40-an perhari dan sampai 70-an perhari. Ampun…

Tadi searching plugin untuk wordpress kayaknya Spam Karma terkenal juga ya. Ya wis donlodlah aku, segera kupasang dan syukurlah semuanya lancar, semua spam langsung kedetect, termasuk spam-spam sebelumnya. Lucunya interface program ini nggak ada formil-formilnya blas. Bahkan berkesan main-main hehehe (liat aja contoh skrinsut-nya dibawah) tapi itu gak masalah, yang penting adalah kemampuan tempurnya! Ada satu yang mengganjal.. Gratis sih gratis, tapi kok lisensinya nggak GPL? Oh well!

Spam Karma Setting

13 Oct

Kecilnya Planet ini…

Google Earth

bumi

Barusan iseng download Google Earth, Tadinya sih aku nggak ekspek apa-apa (kayak iklan *beep*). Paling-paling cuma kumpulan peta yang somehow dijadikan sebuah program. Untuk sebuah program yang memperlihatkan sebuah dunia, ukurannya sih nggak meyakinkan, cuman 11 MB. Tapi 11 MB ini kan cuma untuk klien, karena pada waktu nanti dijalankan semuanya akan dirender dari server langsung. Requirementnya lumayan berat, bahkan sebelum download diingatkan dulu berkali-kali tentang spec komputer dan kecepatan koneksi.

Setelah install bentar lalu jalankan. Wuah! keren! Sederhana saja kita disuguhi bumi kita secara 3D! Bumi ada di depan kita. Animasinya halus dan bebas bisa digerakkan dengan kursor kita. Dan yang menakjubkan adalah tingkat zoom-nya yang sangat detil. Seolah-olah kita bisa mengunjungi belahan dunia manapun. Selain peta, program ini juga menyediakan berbagai informasi tentang bagian yang kita tunjuk, tapi informasi ini yang bersifat praktis lho semacam hotel, kampus, tempat wisata dan lain-lain lah.

Aku coba lihat beberapa tempat seperti Jakarta (keren, daerah monas pun terlihat jelas sekali termasuk gedung, pepohonan dan mobil-mobil). Tokyo (Ini juga malah lebih jelas lagi, Tokyo tower, istana kerajaan semuanya jelas!). Kemudian yang paling mencengangkan tentu saja kota-kota besar di Amerika sana. Jelas banget sampai ke jalan-jalan kecil sekalipun. Coba saja “kunjungi” Las Vegas dan wah! terlihat juga meriahnya. Cuman…untuk kota-kota kecil seperti Semarang, datanya sepertinya belum lengkap. Zoom maksimal aku perlihatkan pada gambar yang sebelah kiri, yah sebenarnya bisa di zoom lagi sih, tapi ternyata cuman memecah piksel saja, sama juga bohong. Sedang gambar yang kanan itu salah satu sudut New York.

Deg-degan juga aku waktu mau nge-zoom Semarang. Jangan-jangan bisa ngezom Semarang, bisa ngezoom jalan Pahlawan, trus gedung ini, trus tembus ke lantai 2, trus keliatan punggung-ku sendiri, Hehehe..nggak lah, ndeso!

Semarang New York

12 Oct

Compromising Bullsh*t!

Code is Poetry

world wild web

Kemarin gara-gara utak-atik blog, jadi pingin nulis ini. Pernah dengar jargon-jargon seperti ini ? Web Safe Color, Variable lenght Page, Valid XHTML, Valid CSS2, Standarized Link, Widely accessible content, dll? Designer dan programmer web pasti sudah hafal (atau muak?) dengan hal ini. Yah kalaupun nggak, paling tidak ada aku yang lumayan muak dengan hal ini.
Mulai dari Web-Safe color. Jujur aja, who cares dengan websafe color! Hari gini masih memakai 256 color? jelas nggak masuk akal. Kalaupun tujuannya adalah mencapai target audience yang sebanyak-banyaknya, rasanya sekarang hal ini sudah nggak relatif lagi. Kalaupun ada satu dua audience yah abaikan saja mereka! Nggak sebanding dengan pengorbanan jeleknya desain karena maksain pakai websafe color! Kecuali mungkin sebuah kasus yang benar-benar khusus misalnya.. ada sebuah suku daerah di pedalaman terpencil tiba-tiba ingin membangun jaringan dengan sebuah aplikasi web terintegrasi kemudian karena dananya terbatas, mereka membeli komputer-komputer yang benar-benar tua dari kota yang hampir masuk musium… yah, once in a blue moon!

Kemudian tentang variable lenght, Ini sebenarnya bagus, kalau memang benar-benar diimplementasikan. Sayangnya kerap kali kita jumpai web site yang main potong saja. Lebar 800 piksel seolah jadi batas suci yang tidak boleh dilanggar. Lebar situs dipress hingga kurang dari 800 piksel, tujuannya jelas untuk mengakomodasi para audience yang masih menggunakan resolusi 800×600. What the? Masih mending kalau dilihat dari monitor resolusi 1024, nah coba bayangkan kalau dilihat dengan resolusi di atas itu? wagu kan? Hampir setengah halamannya akan terlihat kosong! Yang sudah ngeluarin duit banyak buat beli monitor gede pasti kesel! :)
Selanjutnya valid XHTML, CSS, XML ataulah apalah. Memang tidak selamanya web design dan web programming itu sejalan, kadang berselisih, kadang tidak akur, dan malah kadang pukul-pukulan hingga saling berantakan. Apalagi pada situs yang menggunakan template/skin yang umum dijumpai pada CMS-CMS (Content Management System). Di sinilah para validator mengambil peran seperti validator HTML dan validator CSS. Alasannya untuk validasi? Lagi-lagi tentang accessibility. Katanya kalau situs kita lolos valiadasi mereka mka akan dijamin situs kita ini nantinya akan bisa dibuka dari platform mana saja, browser mana saja, bahkan termasuk device mobile apa saja!

Dan apakah validasi itu harus? Bah! Nggak tuh, buktinya langka sekali untuk menemukan situs yang lolos dari validasi ini, waktu aku menulis ini aku cek valiadasi beberapa situs. Hailnya : Google.com 40 error, Yahoo.com 259 error, Ebay.com 231 error, boku baka blog 23 error. Beberapa situs cms yang aku periksapun nggak ada yang lolos dari validasi ini. Dan bahkan malah ada yang gagal validasi sama sekali. Apa dengan gagal validasi sebuah situs kemudian tidak layak tayang? Nggak kan? Ok, concern tentang validasi ini memang bagus, tapi kalau terobsesi itu bodoh. Catatan : salut buat microsoft.com yang lolos validasi maut ini. Hebat amat.. (Om Bill pakai ilmu apa ya?)

Selanjutnya adalah standarisasi. Jadi inget sama Jacob Nielsen. Pakarnya usability (baca : musuh besarnya designer). Katanya usability adalah lawannya accessibility. Katanya situs yang baik adalah situs yang standard. Warna active link harus biru! warna visited link harus ungu! Jangan mengganti bentuk kursor mouse! Masukin Flash? TIDAK BOLEH! Flash is 99% Bad! bla bla bla…dan banyak lagi yang lainnya Memang omongannya tidak seperti itu, tapi kalau diterjemahkan dalam bahasa yang mudah kira-kira nggak akan jauh-jauh dari yang kutulis. Standar boleh saja itu pilihan, tapi kenapa harus? Tiap orang selalu ingin unik kan? Apa salahnya Flash? toh pluginnya kecil, yang belum punya tinggal download bentar. Yah yang menentukan adalah orang yang menciptakan karyanya bukan? Lihat dulu hasilnya, bukan proses atau alatnya. Kesimpulannya? Kalau kita terlalu banyak taat pada hal-hal diatas, kita akan berkompromi untuk hal-hal yang sebanarnya tidak perlu.. atau bahkan tidak keliahatan!

13 Sep

Joomla! Logo Competition

jomla

Salah satu CMS yang paling populer (aku juga pernah make beberapa kali) yang bernama Mambo kini berganti nama menjadi Joomla! Err.. tepatnya aku juga nggak tahu apakah memang berganti nama atau terjadi hal-hal lain yang menyebabkan terjadi dua kubu pengembangan seperti ini. Kalau menurut kabar sih denger-denger karena masalah copyright, mereka tidak bisa lagi bernaung dibawah nama Mambo, maka mereka menggunakan nama baru dan komunitas baru pula. Cerita selengkapnya bisa dilihat di sini. Namun kayaknya memang komunitas asli dari Mambo kini beralih ke Joomla! Soalnya diforumnya juga ketemunya orang-orang itu juga sih.

Nah karena baru saja nongol, Joomla ini mengadakan kompetisi desain logo. Para pesertanya juga komunitasnya sendiri aja, nggak ada hadiah-hadiah khusus atau semacamnya gitu. Namun ternyata pesertanya wau… buanyak banget.. Nah aku jadi tertarik ikut. Maka kemarin selama jam terakhir sebelum pulang kerja aku membuat logo Joomla! juga kemudian aku ikutkan, soalnya batas waktu penyampaian karyanya juga tinggal hitungan jam saja! Sekarang dah ditutup lombanya tinggal masa penjurian. Dan karya-karya yang dihasilkan juga bagus-bagus lho. Idenya bermacam-macam. Ada yang bagus, profesional, ada yang lumayan dan ada juga yang norak setengah mati. Tiap kali ada desain baru yang masuk selalu “dibantai” oleh yang lain, jadi harus siap mental juga ya.But no hard feeling here, semuanya menyenangkan. Thread tentang karyaku bisa dilihat di forum Joomla! disini nih. Cuman kok gak ada yang komentar ya? Nasib.. mungkin karena waktunya yang mepet kali, forumnya sekarang dah ditutup sih.
Nih logo desainku untuk Joomla! :

Logo 01     Logo 01

Here’s the idea : the main concept is semicolon and I shapped it to look line a “J” the representation of Joomla! Of course we can move the joomla! text beside the logo instead of bottom. Semicolon is the symbol of talking and interacting, that’s what I think of a community. The second logo I made a little modification so it looks like a flying object (angel? spirit?) towards the dream of joomla! but i keep it to still look like “J”. Hope u like it guys!

Well, let’s just wait and see and may the best man.. eh logo wins!