28 Sep

Mr. Persona lity Plus

who are you

Sepanjang hidup ini, setuju nggak kalau kita melalui berbagai tahap pendewasaan ataupun tahap pemikiran? Apa yang kita pikir benar beberapa tahun yang lalu ternyata kini jelas-jelas salah, apa yang kita pikir hebat saat ini mungkin akan kita anggap payah beberapa tahun kedepan. Dan kalau kita sudah pernah berpola pikir seperti pola pikir orang yang kita kenal sekarang, bagaimana menurutmu?
Aku pernah berjumpa dengan berbagai macam orang, dengan berbagai macam pemikiran dan pendapatnya masing-masing. Namun diantara sekian banyak jenis orang tersebut, the most irritating one adalah orang dengan kepribadian buatan. Orang dengan kepribadian yang dia latih sendiri, berulang-ulang, sampai mungkin ia sendiri lupa bagaimana sifat dirinya yang sebenarnya.
Aku kenal betul orang-orang seperti ini, hanya bicara sekitar 10 menit dengan mereka, sensor-ku pun sudah bisa menyatakan. “Hu-uh, this type of dude…“. Ok, aku memang nggak punya dendam pribadi dengan orang-orang seperti ini, ini hanya unek-unek jangan diambil hati…

Belum mengerti maksudku? Ok ini ciri-ciri typical mereka, khususnya di seputar kantor dan bisnis. Mereka bicara dengan bahasa yang luar bisa intelek, dengan kosakata dan istilah-istilah terbaru. Bicaranya teratur, terencana seolah-olah sedang menjelaskan teori roket, khawatir orang lain susah mengerti apa yang mereka bicarakan. Pada setiap kesempatan mereka selalu berusaha untuk menggunakan bahasa inggris tanpa alasan, padahal dia, lawan bicaranya dan tempatnya berbicara adalah murni jowo! Itu masih mending kalau bahasa inggrisnya bagus, kebanyakan malah belepotan dan terbata-bata, grammarnya salah-salah pula! dan dengan pedenya wajah mereka menggambarkan kepercayaan diri itu.. Bah!

Mereka sering tampil untuk menonjol, mengemukakan pendapat atau nimbrung pada tempat yang bukan habitatnya, mengerjakan hal yang bukan kewajibannya, mengkritik hal-hal yang sama sekali bukan keahliannya dan menyembunyikan kebodohannya dengan berbagai kata-kata dan istilah teknis yang manis. Kebanyakan pula mereka gaptek! kalau merasa terpojok soal pengetahuan ia kan segera berdalih. “Oh iya.. itu sebenarnya saya juga pernah, tapi bla bla bla (isikan istilah-istilah teknis sosial di sini)…“. Yang lebih ekstrim lagi ada yang kalau disapa “apa kabarnya?” mereka akan menjawab (atau lebih tepatnya berteriak) “luar biasa baik!“, sambil mengepalkan tangan ke atas… atau bisa bahkan juga menolak menggunakan salam selamat siang, sore atau malam. Maunya hanya selamat pagi, tak peduli itu sudah lewat jam 7 malam. Alasannya “selamat pagi” lebih menimbulkan semangat katanya. Believe me, I’ve met those people, and met one recently…

Aku tahu benar sumber pengetahuan orang-orang ini, buku buku pengembangan diri seperti Seri buku seperti Personality Plus, Seven Habbit for.., Ten Minutes… pastilah menjadi sumber inspirasi hidup mereka. Oh iya satu lagi buku tentang ESQ pasti juga menjadi salah satu kitab sucinya. Mencoba memahami lingkaran-lingkaran rumus ESC dan berpikir bahwa kepribadian dan otak manusia itu bisa dirumuskan seperti itu, dirumuskan oleh manusia pula, bah! Dan payahnya lagi mereka merasa hebat dengan begitu, merasa bahwa cuma merekalah yang tahu dan cukup pintar untuk membaca buku itu. Sepertinya tidak sadar bahwa buku itu sudah tercetak jutaan copy di dunia. Dan kalau ada orang yang tidak menerapkan rumus-rumus itu bukan berarti mereka tidak “tercerahkan”, tapi karena mereka cukup pintar untuk tidak didikte.. mending kalau didikte menulis, lah ini didikte kepribadian. bah! bah! bah!

Parahnya lagi banyak orang-orang yang masih “normal” sedang merintis jalan untuk kesana, berpendapat bahwa hal itu adalah the next level of personality. Buku-buku itu yang aku sebutkan tadi atau kekaguman buta sering menjadi awalnya.
Sebenarnya aku malah yakin bahwa justru orang-orang seperti inilah yang nantinya akan dimanfaatkan oleh mastermind yang sesungguhnya. Menjadi bisa dikendalikan. Menjadi sumberdaya yang berkualitas, tapi dengan tingkat kualitas tepat seperti yang dibutuhkan. Banyak perusahaan-perusahaan mengikutkan karyawan-karayawannya untuk mengikuti proses pembentukan kepribadian ini, dengan dalih pendidikan profesionalitas, rehat outbond dan segala macam, apapaun namanya, fungsinya sama saja ” cuci otak!”

Tanpa ada maksud ofensif kepada siapapun, sifat-sifat seperti ini menurut pendapatku dekat sekali dengan dunia MLM, Network Marketing atau apalah namanya. Dengan membaca bukunya Robert T Kiyosaki dan mendengarkan penceramah dalam sebuah pertemuan, DUAR! seperti kesambar petir. “This is it. This is my solution, this is my next world!” Dan menganggap orang lain yang tidak ikut sebagai orang yang masih dalam kegelapan yang perlu pencerahan. Coba aku tanya pada para peserta pemasar jaringan, Siapa Direktur utama di perusahan anda? General managernya? maksudnya yang benar-benar duduk menjabat di perusahan tersebut (karena tiap institusi resmi pastilah mempunyainya), bukan jabatan buatan seperti pearl maganer, crown manager atau manager-manager sebutan yang lain. Well, merekalah mastermind yang sesungguhnya. Kaya raya dan cukup anonymous.

Huh, hampir semua buku-buku itu aku baca dan toh tetap bisa menjadi diriku sendiri. Makanya aku sering bilang kalau baca buku, bacalah dari semua sisi. Kalau kau membaca buku tentang Teologi, bacalah juga buku tentang Marxisme. Kalau kau baca buku karangan Mahatma Ghandi, bacalah juga buku karangan Machiaveli. Karena sesungguhnya dunia ini tidaklah sesederhana seperti hitam putih. Ketahuilah semuanya, kemudian tentukan sendiri pilihanmu.
p.s : dalam menulis blog ini, sesekali juga aku pakai bahasa inggris, bukannya apa-apa sih, cuma karena enak saja, menulisnya mengalir.

18 thoughts on “Mr. Persona lity Plus

  1. waduh berat juga..
    tapi kayaknya aku pernah baca tulisan kayak gini “kalo gamau ngikutin yang mainstream mending bikin dunia ja sendiri”
    aku sih netral ja,selama dia gak nyenggol aku , wataaaa….

  2. Wah Bud, blog lo kali ini panjang bgt!!
    Masuk kategori kelas berat pula…

    Salah satu pertanyaan terbesar orang hidup di dunia ini adalah “Siapa diriku?”
    kadang banyak diantara mereka yang tidak mendapatkan jawabannya sehingga akhirnya menyerah atau dengan mengikuti mentah-mentah “saran” yang didapat dari orang lain tanpa di”feedback” ke dirinya sendiri…

    Salah satu alasan gw gak masuk MLM juga seperti kata blog lo sih, bukan gw banget gt lho

  3. Sebenarnya aku gak ngomongin MLM lho.
    Ah anyway aku berpendapat kalau yang paling paham tentang diri kita adalah diri kita sendiri. Didikte oleh orang lain itu stupid… and sux!

  4. Pingback: Boku Baka Blog » Entrepeneur Virus

  5. bahasa anda kasar sekali, sepertinya anda belum pernah baca personality plus atau buku2 kiyosaki. bayak orang2 seperti yang tidak anda sukai itu yang beberapa kali anda sebut bah bah…
    cobalah untuk menghargai mereka bila tidak suka katakan tidak, mempunyai pendapat seperti itu sangatlah jelek dan tidak terpuji. sesungguhnya apa yang mereka berikan pada anda adalah positif, ketika anda berbicara kepada mereka lihatlah semangat mereka dan impian mereka… sungguh luar biasa. “jadilah pemain bukan penonton”, pahamilah keunikan semua orang disekeliling anda. setelah saya baca ternyata anda sama saja seperti orang2 yang anda sebutkan bah-bah!apakah anda menyadari ???

  6. ehem, Anda emangnya sudah pernah baca Personality Plus.
    Klau belum mending ga usah2 cuap2 disini deh.
    Aku habis baca and I’m just found me myself.
    Jangan paranoid gitu.
    Keep rational oche?
    Bahkan sampahpun bisa didaur ulang.
    Tidak percaya?
    Coba aja ndiri. Peace !

  7. Same with me..semua orang punya pendapat yang berbeda..itu hak asasi,tp jgn men-judge pendpt org klo anda sendiri belum mengerti dan anda bukan ahlinya.jgn terlalu skeptis sir.dlm memandang sudut pandang org..Itu bisa jadi dosa besar apalagi disebar luaskan dan bisa mempengaruhi org..I think anda bener2 termasuk dlm bah,bah,bah..yang anda sebutkan tadi

  8. yaelah, postingan lama kembali membara..
    lha itu udah pada tahu kalau semua orang punya pendapat berbeda. dan inilah pendapatku.
    kok pada kesel? sampai repot2 mikirin dosaku segala? bikin blog sendiri sana! tulis pendapatmu sepuasnya..
    peace yao! :d

  9. hanya orang2 yang g bisa menerima perubahan yang berpikir bahwa buku2 psikologi kaya yang loe sebut tadi adalah “cuci otak”.orang2 yang udah terperangkap sama kebudayaan “terserah gue,asal gue happy”.kebanyakan orang hidup dalam dalih tersebut,tanpa mereka buka pikiran “APA JALAN GUE SELAMA INI DAH TEPAT?ATO GUE CUMA NURUTIN NAFSU GEU BWT NIKMATIN DUNIA?JADI APA SICH GUE BESOK,BULAN DEPAN ,TAUN DEPAN?”kalo emang buku2 psikologi kaya gitu adalah cuci otk, kenapa jadi best seller?kenapa banyak yang beli? Pernah denger istilah “dibaca tapi g dipahami”? mending loe g usah baca dari pada g da manfaatnya bwt loe.Muka2 otak udang yang cuma tau seneng n nikmat,tanpa pengen tau pengembangan diri.BUDAYA INDONESIA YANG SULIT BANGET DIRUBAH YA! PALAGI ADA ORANG2 KAYA LOE YANG G TERIMA PENGEMBANGAN DIRI. KALO MODEL ORANG INDONESIA KAYA LOE SEMUA, TAUN DEPAN BELANDA JAJAH QTA LAGI NICH. PANTES QT SELALU KALAH MA NEGARA LUAR. PRIBADI ORNGNYA AJA KAYA GINI. KALO BODO YA BODO AJ.THAX BANGT DAH LIATIN KEBODOHAN LOE D DEPAN GUE. HE3X.
    KALO G TERIMA GUE KATA2IN, BALAS K EMAIL GUE. OK. BUT GW HARAP LOE SADAR!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
    NICK

  10. banyak pengamat yang tidak tau apa yang terjadi dan memaknai
    dalam sebuah praktek dan pelaksanaannya. Saya yakin suatu saat jika anda sudah melaksanakannya anda akan merasakan pengembangan pada diri anda :)

  11. Aslm…

    Seblumnya aku minta maaf nih, kalo ada kata2ku yang menyinggung. Kalo menurut aku dan pengalamanku pernah ikut MLM (sekarang gak ikut lagi), sebenarnya buku-buku itu bukan cuci otak, seperti yang ditulis. Buku-buku itu membantu kita bersikap dalam menghadapi masalah di dunia.Ambil contoh, kadangkala aku cepat marah apabila ada yang bercanda tapi caranya mengejek orang. Seperti kata-kata; “Dasar bodo..” Tapi melalui buku seperti Personality Plus aku jadi bisa mengerti bahwa memang itu cara bercanda orang Sanguinis dan kepribadiannya.

    Jadi, buku itu bukan cuci otak tetapi membantu kita bersikap, memahami dan mengerti orang lain.

    Buku-buku itu juga yang aku perhatikan digunakan oleh saudara kita umat Kristen dalam menyampaikan ceramah keagamaan mereka.

    Aa’ Gym yang dulu cukup diteladani karena pandangannya dalam menghadapi problema hidup juga mengambil ideologi-idologi dari buku-buku tersebut yang sesuai dengan nilai Islam, dalam membantu umat.

    Agnes Monica, artis yang cukup banyak penggemarnya sepertinya juga membaca buku-buku tersebut untuk meraih cita-citanya. Kita bisa lihat dari nasihat-nasihat yang diberikannya kepada penggemarnya. Kebanyakan mengambil dari buku-buku tersebut tetapi tetap kita bisa melihat kepribadian Agnes.

    Jadi,sebelum kita bersikap negatif terhadap orang lain. Mohon kita juga melihat sisi positifnya. Seperti yang penulis di atas telah menginformasikan bahwa dunia terdiri dari hitam dan putih.

    Sebagai kesimpulan, saya hanya ingin mengatakan bahwa buku di atas tidak mencuci otak saya tetapi justru membantu saya. Saat menulis ini pun saya masih waras 100%. Saya masih mengerti mengenai persoalan IPDN,soal Blitz Megaplex yang baru buka, soal deg-degannya murid SMA yang lagi Ujian Nasional.

    So, Open Your Mind?

    Wlslm.

  12. wah mas, anda menilai buruk pengikut buku-buku itu karena mereka suka menvonis orang lain salah, tapi anda sendiri juga menvonis mereka salah, hati-hati mas kalau berpendapat..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *