04 Dec

Sebuah Tempat dengan Sebuah Sudut Pandang

sepeda2

Jadi di suatu hari, di antara embun pagi daerah Sleman, di atas sadel sepeda yang terlalu mungil untuk pantat saya ini tiba-tiba dunia terlihat lebih jelas. Semua jalan yang saya lewati seakan dalam resolusi full HD, sebuah pemandangan yang tidak kita temui bila mengendari mobil atau motor.

Di dalam kabin mobil, di atas jok motor, dunia terlihat lebih blur, lebih cepat bergerak… susah dinikmati (well, sebenarnya kata dinikmati ini bersifat subjektif, soalnya sadel yang sepeda yang kecil itu jelas tidak nikmat diduduki.. damn you Polygon!). Tentunya bukan salah retina mata saya yang response-timenya terlalu rendah, namun karena kecepatan yang membuat kita lupa. Kecepatan itu mencandu, kecepatan itu menuntut kita untuk melaju, tanpa peduli maju atau membatu.

Tak pernah saya sadari di sepanjang jalan aspal baru itu terdapat kandang bebek yang bau, terdapat gang kecil yang menyimpan seribu cerita didalamnya, terdapat angkringan yang ternyata menjual gorengan gurih renyah, dan segala macam renik kehidupan lainnya. Di atas sadel yang sempit ini, tiba-tiba mereka semua menjelma menjadi nyata.

Dan bayangkan apa yang akan kita temukan dengan berjalan kaki. Tapi sayang, ritme pikir saya tidak cukup kuat untuk menerima alat transportasi built-in di tubuh kita itu untuk kita gunakan berpindah tempat lebih dari 100 meter saja. Bukan karena sekitar kita yang bergerak lebih cepat, namun kita saja yang merasa terlalu lambat.

Contoh saja, saya kemarin coba jalan kaki dari Kantor (daerah Jetis, Yogyakarta Kota) sampai ke rumah (daerah Sendangadi, Sleman) dan segera lebih banyak yang kita temukan, yang tak pernah terlihat sebelumnya, seperti gapura kota yang dibawahnya bisa untuk berteduh, seperti halaman gedung TVRI yang teryata jadi taman rekreasi untuk makan durian, dsb. Tapi yah.. jarak itu 5 KM lebih dan setelah lebih dari satu jam akhirnya telapak kaki saya yang sudah panas menyentuh ubin rumah.. badan dan pikiran saya serentak, seiya sekata setuju bahwa jalan kaki kantor-rumah itu bukanlah ide yang baik. hahahaha.. ah sudahlah.

3 thoughts on “Sebuah Tempat dengan Sebuah Sudut Pandang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *